Jumat 13 May 2016 08:25 WIB

Mengapa Penting Mengajarkan Matematika Sejak Dini ?

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Anak belajar matematika
Foto: flickr
Anak belajar matematika

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah meta analisa yang dilakuakn terhadap 35 ribu anak pra sekolah di Amerika Serikat, Kanada dan Inggris menunjukkan bahwa menumbuhkan keterampilan matematika sejak dini dapat memberi keuntungan bagi anak di masa depan. Meta analisa yang dilakukan pada 2007 ini menunjukkan bahwa penting bagi anak agar sejak dini mulai mengenal angka, urutan angka hingga konsep matematika sederhana lainnya.

Salah satu peneliti dari Northwestern University Greg Duncan mengatakan bahwa kemahiran akan keterampilan matematika sejak dini dapat memengaruhi dua kesuksesan anak di masa depan. Kedua kesuksesan tersebut ialah keberhasilan di bidang matematika dan juga keberhasilan dalam membaca.

Tak hanya mahir matematika, namun menjalin hubungan yang kuat dengan anak, juga bisa menjadi kunci kesuksesan anak saat mereka dewasa.  Pada 2014 lalu, penelitian terhadap 243 anak yang lahir dalam kemiskinan dan mendapatkan pengasuhan penuh perhatian dari orang tua cenderung mendapatkan kesukesan di bidang akademis dan juga kesuksesan dalam menjalin hubungan. 

Anak yang mendapat 'pengasuhan sensitif' atau kondisi di mana orang tua dapat memberikan respons yang tepat dan cepat terhadap sinyal yang diberikan anak, juga cenderung akan meraih pencapaian akademis yang lebih baik ketika memasuki usia 30-an. Respons yang tepat dan cepat terhadap sinyal yang diberikan anak juga dapat memberikan basis yang aman bagi anak untuk mengeksplorasi dunia. Oleh karena itu, 'investasi' sejak dini dalam hubungan orang tua dan anak dapat memberikan hasil jangka panjang yang baik bagi sang anak.

Hal lain yang patut diperhatikan oleh para orang tua agar anak bisa sukses kelak adalah menghargai usaha dibandingkan menghindari kegagalan.  Selama puluhan tahun meneliti, psikolog dari Stanford University, Carol Dweck, dilansir Tech Insider menemukan bahwa ada dua cara anak-anak dan orang dewasa dalam memandang kesuksesan. 

Salah satu cara pandang tersebut dinamakan dengan fixed mindset. Mereka yang tergabung dalam kelompok ini menilai bahwa karakter, kecerdasan, dan kreativitas seseorang merupakan kodrat yang statis dan tidak dapat diubah. Pola pikir ini juga membuat mereka yang terkategorikan fixed mindset menganggap bahwa kesuksesan dipengaruhi oleh 'kodrat statis'. Oleh karena itu, mereka cenderung haus akan kesuksesan dan menghindari kegagalan bagaimana pun juga. Pasalnya, mereka menilai kegagalan sebagai penentu kecerdasan dan keterampilan.

Di sisi lain, kelompok orang-orang dengan growth mindset cenderung haus akan tantangan dan tidak melihat kegagalan sebagai bukti dari ketiadaan kecerdasan. Sebaliknya, orang-orang ini melihat bahwa kegagalan sebagai sebuah lompatan yang menggembirakan untuk terus berkembang dan untuk terus memperluas kemampuan yang sudah dimiliki.

Dalam hal ini, cara orang tua dalam menerapkan pola pikir mengenai kesuksesan dapat menentukan apakah sang anak akan memiliki fixed mindset atau growth mindset. Jika orang tua mengatakan bahwa anak mereka berhasil meraih nilai bagus dalam ulangan karena sang anak dilahirkan cerdas, makan anak akan tumbuh dengan pola pikir fixed mindset

Sedangkan jika orang tua mengatakan bahwa sang anak berhasil mendapat nilai baik karena usaha yang dilakukan, maka secara tidak langsung orang tua membantu anak untuk memiliki pemikiran growth mindset. Hal ini sangat baik untuk masa depan sang anak.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement