Ahad 16 Aug 2015 06:36 WIB

Studi: Setelah Menjadi Ayah, Pria Menjadi Lebih Gemuk

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Ayah dan anak. Ilustrasi
Foto: familycovers.com
Ayah dan anak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Peran baru menjadi seorang ayah mempengaruhi Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh lelaki. Studi baru mengungkapkan status ayah baru membuat berat badan pria bertambah, entah itu anak tinggal bersama mereka atau tidak.

Ukuran BMI orang dewasa dapat digunakan untuk melihat apakah berat dan tinggi badan mereka sehat atau tidak. BMI yang ideal berada di kisaran 18,5 hingga 24,9. Jika BMI Anda 25 atau lebih, maka bobot tubuh tidak ideal untuk postur tinggi badan. Mungkin Anda kelebihan berat badan atau obesitas. Hati-hati, ini dapat menyebabkan berbagai implikasi kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke.

Penelitian di Northwestern Medicine di Evanston menyelidiki hubungan antara status ayah dan naiknya berat badan. Peneliti merekrut 10.253 orang dan mengikuti mereka selama 20 tahun. Masing-masing peserta diukur pada awal masa remaja, masa akhir remaja, di pertengahan 20an dan di awal 30an. Setelah dianalisis, para peneliti menemukan pria yang tinggal bersama anaknya rata-rata naik 4,4 pound setelah menjadi seorang ayah. Artinya, BMI mereka meningkat 2,6 persen. Sedangkan lelaki yang tidak tinggal bersama anak mereka memperoleh rata-rata 3,3 pounds atau kenaikan BMI dua persen.

Status ayah dapat mempengaruhi kesehatan para lelaki. "Mereka memiliki tanggung jawab baru ketika memiliki anak-anak dan mungkin tidak punya waktu untuk mengurus diri sendiri seperti dulu misalnya dalam hal olahraga," ujar peneliti utama, Craig Garfield, seperti dikutip Netdoctor Ahad (16/8).

Transisi menjadi seorang ayah merupakan tahap kehidupan perkembangan penting bagi kesehatan pria. Ini adalah saat ajaib di mana begitu banyak hal berubah dalam hidup mereka. Sekarang, bidang medis perlu memikirkan bagaimana cara membantu para ayah untuk membesarkan buah hati, terutama agar anak mereka tidak sering datang ke rumah sakit. Studi ini telah dipublikasikan dalam American Journal of Men's Health.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement