Ahad 02 Aug 2015 04:24 WIB

Apa yang Terjadi pada Otak Ketika Anda Patah Hati?

Patah hati/ilustrasi
Foto: twheader.com
Patah hati/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda pernah berpisah dengan orang yang Anda sayangi dan merasakan patah hati? Orang yang sedang patah hati sering kali dirundung kesedihan. Ilmuwan mencari tahu mengenai apa yang terjadi ketika Anda mengalami patah hati.

Ilmuwan melakukan penelitian mengenai bagaimana patah hati bisa mengubah komposisi kimia pada otak. Hasil scan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) memperlihatkan bahwa patah hati bisa mempengaruhi fungsi otak.

Pada tahun 2010, peneliti dari Rutgers University di New York meneliti sepuluh pria dan lima perempuan yang mengalami patah hati. Mereka harus mengakhiri hubungan dengan orang yang mereka cintai, sementara masih ada cinta yang cukup dalam dalam hati mereka. Para responden ini diminta masuk ke dalam mesin MRI dan melihat foto mantan-mantan mereka.

Dari hasil scan menunjukkan bahwa aktivitas otak orang yang sedang patah hati mirip dengan seorang pecandu kokain. Komposisi kimia otak orang yang sedang jatuh cinta dianggap seperti kecanduan obat. Ketika seseorang jatuh cinta, perasaan ini mengaktifkan 'reward' pada neuron di otak. Hal ini memicu pelepasan hormon dopamin sehingga seseorang merasa bahagia.

Otak akhirnya jatuh ke dalam pola yang lebih stabil ketika sesorang berada dalam sebuah hubungan. Sayangnya, dopamin ini nantinya akan menghasilkan suatu obsesi. Obsesi ini membuat orang yang sedang jatuh cinta merasa tidak bisa hidup tanpa orang lain (pasangannya). Ketika pasangan tersebut tiba-tiba hilang, hal ini membuat otak menjadi 'tidak beres'.

"Sistem dalam neuron masih mengharapkan hal yang romantis namun semua itu tidak seperti yang diharapkan," ujar Diane Kelly, menulis untuk io9 dan dikutip laman Sciencealert.

Untungnya, kata dia, dalam penelitian ini ilmuwan juga menemukan bahwa otak memiliki program untuk tetap bisa melanjutkan hidup. "Review kami menunjukkan bahwa otak kita memiliki mekanisme untuk bisa menarik dari situasai yang sangat penuh gejolak dalam kehidupan kita," ujar kriminolog Brian Boutwell dari Saint Loius University dalam siaran pers awal tahun ini.

Dia mengatakan kemampuan untuk pulih dari patah hati kadang tinggal menunggu waktu saja

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement