REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Korea Selatan mendeklarasikan bahwa negeri ginseng tersebut sudah bebas dari ancaman MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea menyatakan bahwa seiring dengan pengumuman resmi yang dijadwalkan pada akhir bulan depan tersebut, pihaknya akan membuat langkah-langkah follow-up, terutama yang berkaitan dengan regulasi rumah sakit terhadap pengunjungnya.
Dalam siaran pers yang diterima ROL, Rabu (29/7) disebutkan bahwa di Korsel, rumah sakit tidak perlu membuat daftar pengunjung sehingga akan sulit untuk menemukan mereka jika terjadi kasus urgent seperti MERS. Selain itu, keluarga dan teman-teman pasien biasanya berkumpul di rumah sakit untuk merawat. Para ahli berpendapat bahwa hal tersebutlah yang menyebabkan penyebaran MERS tidak terprediksi dan berbahaya di Korea. Namun, saat ini hal tersebut sudah tertangani dengan baik.
“Pemerintah meminta masyarakat tidak perlu khawatir lagi dan kembali ke rutinitas normal masing-masing karena selama 23 hari terakhir jumlah pasien yang terinfeksi MERS stagnan pada angka 186 dan jumlah yang diisolasi pun turun ke angka nol,” kata Perdana Menteri Korea, Hwang Kyo-Ahn.
Wabah MERS telah memberikan efek buruk terhadap ekonomi Korea, hal tersebut dapat dilihat dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing sebanyak 40 persen pada bulan Juni. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa 7 negara, termasuk China dan Rusia, telah mencabut peringatan untuk berkunjung ke Korea.
Pada Rabu ini (29/7), Korea Tourism Organization Jakarta mengajak beberapa media dari Indonesia berkunjung ke Korea sebagai usaha untuk memperlihatkan tahap pemulihan awal pasar pariwisata Korea dari MERS.
Pada program Familiarization trip (Famtrip) ini peserta yang diundang terdiri dari 6 media cetak, 1 televisi, 2 staf Kementerian Kesehatan Indonesia dan 2 dokter ahli penyakit menular. Tujuan kunjungan ini adalah untuk menunjukan bahwa Korea sepenuhnya aman dari MERS sehingga wisatawan Indonesia dapat kembali berwisata ke Korea.
"Menurut saya, melalui Famtrip ke Korea kali ini, fakta bahwa pariwisata Korea sepenuhnya aman akan tersampaikan kepada target utamanya. Setelah berusaha menghilangkan kekhawatiran konsumen, tugas kami adalah mengembalikan keyakinan travel agent sebagai penjual,"kata Direktur Korea Tourism Organization Jakarta (KTO Jakarta) Oh Hyonjae.