REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mudik adalah hal yang paling menyenangkan bagi setiap keluarga, apalagi jika si buah hati ikut serta.
Tidaklah mudah membayangkan betapa repotnya jika si kecil harus ikut dalam perjalanan yang panjang dan melelahkan. Tapi tenyata perjalanan mudik bisa menjadi sarana pembelajaran bagi anak.
Menurut Psikolog anak, Ratih Zulhaqqi, M.Psi seharusnya mudik tidak hanya sekedar perjalanan ke kampung halaman. Malahan ia menyarankan agar orang tua menjadikan mudik sebagai sarana belajar.
"Iya mudik memang bisa jadi bagian learning process anak supaya meningkatkan pengetahuannya," tuturnya kepada Republika.
Ia mencontohkan jika perjalanan mudik dari Jakarta ke Yogyakarta, anak bisa diberi penjelasan beragam wilayah yang dilalui.
"Jelaskan informasi yang bisa menambah pengetahuan mereka selama perjalanan," imbaunya. Sehingga ia tidak menyarankan bagi orang tua yang memberikan peralatan teknologi alias gadjet kepada anaknya selama perjalanan. Meski orang tua berharap dengan pemberikan gajdet itu bisa membuat anak lebih tenang, tapi hal itu menjadikan mudik kurang efektif.
Apalagi ia menjelaskan jika ada kendaraan yang dilengkapi televisi, maka anak ditakutkan hanya akan fokus pada tayangannya. Alhasil proses belajar anak ketika mudik pun bisa terganggu.
"Saya harap penggunaan gadjet bisa dikurangi ya selama mudik," jelasnya.
Tentunya hal itu berbanding terbalik dengan kendaraan pribadi maupun umum yang tidak memakai televisi. Orang tua harus pintar-pintar menghibur anak demi mengusir kebosanan. Jadi, orang tua baiknya mempersiapkan mental karena perjalanan mudik akan membosankan dan melelahkan si kecil. Diharapkan kebahagiaan ketika anak bertemu dengan semua keluarga di kampung akan menghapus kekhawatiran dan membuat mental lebih tenang dalam mengurus anak yang rewel selama mudik.