Kamis 09 Jul 2015 16:06 WIB

Cara Mudah Menyiasati Puasa pada Anak

Rep: C33/ Red: Winda Destiana Putri
Anak puasa.   (ilustrasi)
Foto: Republika/ Prayogi
Anak puasa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belajar puasa pada anak tentunya bukan hal yang mudah. Apalagi di usia tersebut anak selalu ingin kemauannya terpenuhi.

Para orang tua pastinya mengalami kesulitan mengajarkan puasa. Tapi berikut ini ada tips untuk menyiasiati berpuasa pada anak.

Pertama, terlebih dahulu memberikan pengertian pada anak supaya mau berpuasa. Hal inilah yang mungkin agak sulit untuk dilakukan pada saat memperkenalkan puasa sejak dini pada anak. Orangtua harus menyampaikan maksud ini dengan cara yang khusus sehingga anak tidak akan merasa terbeban dan tertekan.

Hal terpenting yang harus dipastikan oleh orangtua adalah anak harus mengetahui alasan mengapa ia harus berpuasa, untuk itu jelaskanlah puasa itu apa, mengapa anak harus berpuasa dan apa gunanya puasa. Komunikasikan penjelasan tersebut dengan bahasa yang sesuai dengan umur mereka dan dengan cara yang menarik supaya anak menaruh perhatian.

Jika berhasil dibentuk pemahaman pada anak tentang puasa maka anak bisa rela menjalankan berpuasa. Selain itu, psikolog anak Ratih Zulhaqqi, M.Psi mengatakan sistem pemberian hadiah bisa berlaku ketika puasa.

"Gunakanlah sistem reward atau penghargaan di akhir bulan biar anaknya mau puasa," ujarnya kepada Republika. Sehingga cara pemberian hadiah ini diharapkan efektif menarik minat anak berpuasa.

Namun Ratih mengimbau agar orang tua tidak sembarangan memberikan hadiah. Ia menganjurkan hadiah berbentuk edukatif yang diberikan supaya ada proses belajar bagi perkembangan anak. Sedangkan untuk hadiah berbentuk gadjet, ia meminta orang tua tidak memberikan hadiah seperti itu. Pasalnya gadjet berpotensi mengganggu perkembangan mental anak.

Selanjutnya, pengaturan istirahat turut dipertimbangkan orang tua pada anak. Apalagi jika dalam berpuasa, anak masih banyak beraktifitas fisik seperti sekolah, kursus dan bermain. Hendaknya orang tua mengatur jadwal tidur anak karena merea masih dalam usia pertumbuhan membutuhkan banyak istirahat. Jangan sampai terjadi gangguan keseimbangan fisiologis dalam tubuh anak yang berakibat pada menurunnya kekebalan tubuh sehingga anak menjadi mudah sakit.

"Kalau dimungkinkan sih kurangi aktifitas fisik terutama yang tidak perlu," imbau Ratih.

Jika anak merengek meminta berbuka sebelum waktunya, orang tua diharapkan tidak perlu kecewa atau marah. Tengoklah keadaan anak apakah benar-benar terlihat kurang sehat atau sehat. Kalau sang anak merasa lemas maka harus menyuruhnya berbuka lebih awal. Tapi jika yakin anak Anda masih kuat untuk terus berpuasa berilah ia semangat agar mampu menyempurnakan puasanya.

Menemani anak berpuasa juga sangat penting. Cara ini bisa menambah rasa semangat sang anak karena orang tuanya ikut terlibat. Luangkan waktu untuk senantiasa bersama anak agar latihan puasa yang dijalani semakin menyenangkan. Dalam momen ini, orang tua bisa menceritakan cerita-cerita positif berpuasa demi mendongkrak semangat anak.

Ditambah lagi, keinginan anak untuk berbuka sebaiknya bisa dialihkan dengan aktifitas lain. Ratih menyarankan orang tua melakukan kegiatan bervariasi pada anak sesuai hobinya. Tapi hindarkan anak-anak dari aktivitas yang menguras tenaga, seperti bermain kejarkejaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement