Kamis 09 Jul 2015 15:19 WIB

Orang Tua Perlu Pahami Usia Anak Jika Ingin Berpuasa

Rep: C33/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi Anak Berpuasa. (Republika/Yogi Ardhi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi Anak Berpuasa. (Republika/Yogi Ardhi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua tentu ingin mengajarkan puasa pada anaknya sejak dini. Tapi para orang tua harus memahami kondisi psikologi dan cara menyiasati sang buah hati jika ingin dilatih berpuasa.

Tiap rentang usia anak membutuhkan pelatihan puasa yang berbeda. Hal itu demi menyesesuaikan kondisi fisik dan kesiapan mental sang anak. Pada usia 5 hingga 7 tahun, anak-anak masih dalam proses tumbuh dan berkembang. Ketika anak berlatih puasa sebaiknya orang tua juga mengingat hal ini. Pada usia ini, anak-anak masih membutuhkan asupan gizi yang cukup dan istirahat yang cukup.

Dokter anak, dr.Setia Budi, SpA(K) mengingatkan orang tua agar memahami usia anaknya yang berkaitan dengan kesehatan fisik dan mentalnya jika memutuskan puasa.

"Jadi umur lima tahun itu hanya sebatas pemahaman saja, tujuh tahun boleh praktek puasa lebih lama secara bertahap," katanya kepada Republika. Ia menjelaskan anak usia tujuh tahun bisa belajar puasa dari setengah hari terlebih dahulu hingga mencoba sehari penuh.

Alhasil orang tua kini harus memahami jika kegiatan berpuasa bagi anak-anak yang belum dewasa hanyalah sebuah latihan. Tujuannya adalah agar anak terbiasa dengan kondisi berpuasa dan akrab dengan aktifitas beribadah. Sehingga latihan puasa bagi anak bukan merupakan hal yang wajib, jadi sebaiknya harus fleksibel dengan umur anak, kondisi, dan keadaan psikologis.

Dokter lulusan Universitas Hasanuddin itu merinci jika minimal usia anak sepuluh tahun jika ingin berpuasa penuh disesuaikan dengan syarat agama yaitu sudah baliqh. Tapi ia tidak menutup kemungkinan seorang anak bisa saja berpuasa penuh di usia kurang dari sepuluh tahun.

"Anak itu bisa puasa penuh di usia lebih muda asal pemahamannya sudah bagus," jelasnya.

Di sisi lain, jika sang anak puasa maka mengatur pola makan juga menjadi aspek penting. Berikan nutrisi yang dibutuhkan dan jangan biasakan makan terlalu kenyang saat sahur maupun berbuka. Pasalnya makan terlalu kenyang malahan bisa menimbulkan gangguan perut. Jika hal ini terjadi maka menyebabkan latihan puasa pada anak akan mengalami kegagalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement