REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bulan Ramadhan ini setiap umat Muslim ingin memperoleh keberkahan, tak terkecuali ibu menyusui.
Supaya ibadah puasa tidak mengganggu pola menyusui ibu kepada bayinya, tentu perlu pola pengaturan yang tepat, simak ulasannya berikut.
Pertama, ibu menyusui tentunya perlu asupan menu dengan gizi seimbang. Ibu yang sedang menyusui faktanya membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang pada saat sahur, berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih.
"Perbanyak cairan dan gizi yang tahan lama proses pencernaannya di dalam tubuh ketika sahur agar bisa produktifitas ASI terjaga hingga berbuka," ujar Dr.dr.Maisuri T.Chalid, SpOG(K) kepada Republika belum lama ini.
Kedua, perbanyak konsumsi cairan, mulai dari berbuka hingga sahur. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti jus buah, teh manis hangat dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.
Ketiga, cukupkan istirahat dengan mengurangi aktifitas berat. "Aktifitas harus dijaga, jangan terlalu banyak terus kalau bisa jangan kena panas supaya cairan tubuh tidak keluar," imbau dokter ahli kandungan tersebut.
Jika si ibu baru saja menyusui, rasa lemas saat berpuasa itu tentu hal yang umum. Cobalah beristirahatlah sejenak, bisa dengan cara tidur atau hanya menenangkan pikiran. Semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.
Sementara itu, bagi Ibu yang bekerja dan memerah ASI di tempat kerjanya dianjurkan tetap melakukan kegiatan memerah ASI seperti biasa.
Perlu diketahui, semakin banyak ASI dikeluarkan maka semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Sehingga jika ibu menyusui yang biasa memerah menghentikan kegiatan memerahnya selama bulan puasa, maka produksi ASI bisa berkurang akibat mengurangi kegiatan memerah tadi.