REPUBLIKA.CO.ID, Mudahnya akses pornografi di internet dengan cepat telah menjadi sarana utama anak-anak muda belajar tentang seks dan hal ini mempengaruhi kemampuan mereka untuk membentuk hubungan seksual yang sehat.
Seorang pakar pendidikan seks di Australia, Maree Crabbe memperingatkan dampak anak-anak muda belajar seks dari materi pornografi di internet sangat memprihatinkan dan perlu disikapi serius. "Sebagian anak laki-laki atau perempuan menganggap seks itu adalah kekerasan, jadi menggunakan rantai atau cambuk pada seseorang itu hal biasa,"
Itulah sebagian dari pengakuan remaja perempuan dan laki-laki yang kerap didengar Maree Crabbe dari anak-anak remaja yang ditemuinya."Berkat teknologi modern, pornografi sekarang menjadi lebih mudah diakses dan menjadi sesuatu yang normal dibandingkan masa-masa sebelumnya, dan sekarang pornografi telah menjadi masalah yang menyebar luas di masyarakat,: kata Crabbe.
"Materi pornografi boleh dibilang sekarang menjadi guru seks yang paling menonjol bagi banyak orang terutama anak-anak muda," katanya. "Mereka belajar mengenai normalisasi perilaku hubungan seksual yang oleh kebanyakan orang di dunia nyata tidak dilakukan atau bahkan tidak mau mereka lakukan," tambahnya.
Psikolog Russell Pratt mengatakan saat ini banyak anak-anak muda yang meyakini kalau fantasi seksual yang mereka lihat di layar film porno adalah hal yang nyata padahal cerita dalam film porno umumnya sering berisi kekerasan atau sikap agresif terhadap perempuan.
"Jika anak muda yang berusia 13 atau 14 tahun melihat film prono selama setahun penuh, padahal kemungkinan besar mereka juga belum pernah melakukan hubungan seksual atau kegiatan seksual dengan siapapun, boleh jadi mereka meyakini kalau apa yang dilihatnya di film porno adalah hal yang nyata," katanya.
"Jadi hubungan seksual bagi mereka bukan bagian dari rasa saling mencintai dan bukan juga hal yang menyenangkan, sebaliknya hubungan seksual itu adalah hal yang menyakitkan dan brutal."
Annie Hill gadis berusia 18 tahun mengaku dia menyaksikan bagaimana pornografi telah mempengaruhi perilaku dan harapan anak-anak laki-laki.
"Seks hardcore itu mereka anggap hal yang normal, semua film porno yang mereka tonton itu sebagai hal yang biasa dan sepertinya seks tidak lagi ada kaitannya dengan unsur cinta." Menurut Annie Hill tekanan yang dialami wanita muda untuk memenuhi tuntutan anak laki-laki yang dilihatnya di film porno semakin meningkat.
"Anak-anak laki-laki ingin menjadi dominan, mereka pikir tubuh perempuan adalah objek yang dapat mereka bagi dengan siapapun dan bebas mereka perlakukan sesuai keinginannya."
"Tidak ada lain kaitannya cinta dengan kegiatan seks."
Penulis buku yang juga pengacara perempuan Melinda Tankard-Reist mengatakan dirinya kewalahan melayani permintaan dari sekolah-sekolah untuk memberikan ceramah pendidikan seks kepada para pelajar di sekolah mereka. "Mereka tidak bisa mengembangkan hubungan yang saling menghormati dan sehat ketika pornografi menjadi sarana belajar mereka," katanya.
"Mereka melihat materi porno laksana buku pegangan pendidikan seks dan itu hanya akan memberikan dampak yang merusak."