REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian terbaru mengenai struktur dan pertumbuhan anak di Amerika Serikat dilakukan. Penelitian tersebut melihat bagaimana pengaruh otak dengan pendapatan orang tua. Hasilnya menunjukkan pendapatan orang tua tidak langsung mempengaruhi otak anak.
Dalam penelitian yang melibatkan seribu anak-anak dan orang muda, para peneliti menemukan bahwa mereka dengan orang tua miskin lebih cenderung memiliki luas permukaan otak kecil di daerah kunci terkait dengan bahasa dan membaca. Efek pendapatan serta sejarah pendidikan orang tua, tampaknya independen dari faktor genetik.
Latar belakang sosial dan ekonomi telah lama dikaitkan dengan variasi fungsi otak. Sebuah hubungan antara pendapatan dan pola makan anak-anak, kesehatan, kurangnya akses ke sekolah yang bagus dan area bermain, dan bahkan paparan daerah tercemar mungkin terletak di belakang.
Namun penelitian ini diklaim sebagai penelitian pertama yang menunjukan faktor-faktor struktur otak. Karena tidak semua anak-anak keluarga miskin memiliki area permukaan otak kecil dan penulis penelitian mengatakan temuan mereka tidak berarti bahwa status sosial seseorang menyebabkan perubahan lintasan kognis pada perkembangan otak.
Dikutip dari Independent, Rabu (29/4), profesor pediatri di Universitas of Southern California, Elizabeth Sowell mengatakan, bahwa perbedaan struktur otak dapat dikaitkan dengan akses yang lebih luas terhadap sumber daya yang diberikan lebih baik. Namun, temuan ini merupakan sebuah pengingat yang kuat dari dampak jangka panjang dari kesenjangan kesehatan itu sendiri.
"Penelitian di masa depan mungkin menjawab pertanyaan tentang apakah perubahan lingkungan anak. Misal melalui kebijakan sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan keluarga, dapat mengubah lintasan perkembangan otak dan kognisi menjadi lebih baik," lanjut Elizabeth.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa otak yang 10 tahun lebih tua mendapat nilai lebih baik pada tes kecerdasan, karena memiliki permukaan yang lebih besar. Selama masa kanak-kanak dan remaja, otak berada pada titik yang paling mudah dipengaruhi atau yang dengan kata ilmiah pengalaman tergantung plastisitas.
Berbagai faktor eksternal dapat mempengaruhi pertumbuhan otak selama masa kanak-kanak dan remaja, ketika daerah otak yang bertanggung jawan untuk fungsi-fungsi kognitif yang lebih tinggi seperti belajar, penalaran, dan bahasa berkembang dengan cepat.