REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, berencana membangun Museum Peradaban Jawa sebagai pusat kajian sejarah Jawa dan tujuan wisata. "Berdirinya Museum Peradaban Jawa, selain menjadi pusat kajian keilmuan, kami juga meyakini dapat memunculkan efek berantai positif pada pariwisata di Wonosobo," kata Bupati Wonosobo A. Kholiq Arif, Rabu (22/4).
Sebelum wisatawan jalan-jalan menuju ke Dieng, bisa mengunjungi dulu museum ini. Pasalnya, di museum itu akan ditampilkan pula sejarahan Dieng yang dulu merupakan poros peradaban dunia. Gagasan ini mndapat dukungan dari guru besar Universitas DIponegoro, Semaranf Kusnin Asa.
Menurut dia hal tersebut tidak lepas dari hasil penelitiannya mengenai sejarah peradaban Wonosobo yang dijabarkannya dalam tiga buku, yaitu Dieng The History Of Culture, Islam Kultur Jawa, dan Demokrasi Agriculture.
"Dari ketiga buku itu nanti diuraikan secara visual, lengkap dengan dokumen-dokumen pendukung, termasuk naskah dan artikel kuno, di Museum Wonosobo," katanya.
Dia bahkan siap untuk melengkapi naskah-naskah yang selama ini hanya dimiliki oleh Museum Leiden Belanda. "Nanti kami akan mereplikasi naskah maupun benda-benda kuno yang saat ini masih berada di museum lain, termasuk Leiden Belanda," katanya.
Dia mencontohkan bangunan di kompleks bekas pendopo rumah dinas bupati yang saat ini telah berdiri dan tengah dalam renovasi tahap akhir, menurut Kusnin telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, termasuk luasan dan tata letak ruangannya.
Meskipun dibangun oleh kolonial Belanda, bangunan rumah dinas tidak meninggalkan konsep dan arsitektur Jawa Kuno, termasuk dari sisi kosmiknya. Ia mengatakan kelak semua studi berkaitan peradaban Jawa masa lampau yang dilakukan para peneliti maupun akademisi akan tersedia di Museum Wonosobo.