Selasa 17 Mar 2015 17:12 WIB

Senam Hamil Penting Bermanfaat Tekan Angka Kematian Ibu

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Senam hamil
Foto: dok Republika
Senam hamil

REPUBLIKA.CO.ID, Belum semua wanita hamil peduli terhadap pentingnya senam hamil. Padahal banyak manfaat yang bisa didapat dari senam hamil.

 

Pengasuh senam hamil di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, Tini Soloharti SMPh mengatakan, senam hamil bermanfaat membantu ibu hamil dalam mencapai kondisi nyaman dan sehat dalam menghadapi persalinan. Senam hamil juga mampu mengurangi kecemasan dan ketegangan, memperingan gejala yang timbul selama hamil. “Seperti konstipasi (sembelit), varises, cepat lelah dan bengkak di kaki,” ujarnya, Selasa (17/3).

Tini menambahkan, senam hamil juga memiliki manfaat ketika wanita menghadapi persalinan. Khususnya dalam memperlancar persalinan normal secara fisik dan mental. Sebab dalam senam hamil ini peserta dilatih untuk mengatur pernapasan, penguatan otot, latihan mengejan dan pendinginan untuk relaksasi.

RSI Sultan Agung tambahnya, memandang penting senam hamil ini sebagai upaya untuk mendorong pemerintah dalam menekan angka kematian ibu (AKI). Seperti diketahui, AKI di Indonesia masih mencapai 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI masih mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.

 

Sementara AKI berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Sebagai salah satu instansi pelayanan medis, RSI Sultan Agung merasa berkepentingan untuk ikut berperan dalam menekan AKI dan memfasilitasi ibu yang tengah mengandung dengan senam hamil.

 

“Selain pertolongan persalinan, senam hamil ini merupakan sebuah inovasi untuk menurunkan AKI,” tembahnya.

 

Semua ibu hamil boleh melakukan senam hamil ketika usai kandungan memasuki enam bulan. Namun, sebelumnya disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan karena ada beberapa kondisi kandungan yang tidak direkomendasikan melakukan senam hamil. “Seperti Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), prematur, perdarahan per vagina, kontraksi rahim prematur serta komplikasi hipertensi, anemia berat dan penyakit jantung,” tambanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement