Selasa 17 Mar 2015 16:08 WIB

Ortu Berperan Buat Anak tak Pilih Kasih

Ayah dan anak/ilustrasi
Foto: guardian.co.uk
Ayah dan anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ada masa ketika anak memilih untuk lebih dekat dengan satu orang tua, ayah atau ibunya. Alzena Masykouri, MPsi, psikolog anak dari Klinik Kancil menuturkan bahwa peran orang tua sangat besar dalam potensi untuk menjadi dipilih atau disukai oleh anaknya sendiri.

Terutama pada ibu, karena adanya ikatan yang terjalin sejak lahir. Sejak bayi, lanjutnya, untuk pertama kalinya individu akan belajar tentang rasa nyaman dan tidak nyaman. Dia akan mengenali orang yang merespons kebutuhannya untuk merasa nyaman.

“Dalam aktivitas hariannya, anak akan belajar mengenai orang-orang yang berada di sekitarnya dan bagaimana respons mereka terhadap kebutuhan dirinya. Kemudian, anak akan merasa nyaman dan berusaha mengulang interaksinya demi mendapatkan rasa nyaman tersebut.”

Bicara tentang peran orang tua, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com, keterbatasan waktu bersama anak juga bisa menjadi perhatian. Istilah tidak akan ada kualitas tanpa kuantitas memang ada, tapi tutur Alzena, yang perlu diingat, yang menjadi poin dalam 'pilih kasih' adalah terpenuhinya kebutuhan anak akan rasa nyaman. Alzena berujar, “Bukan tidak mungkin, justru dengan orang yang jarang ditemui, anak lebih merasa dia diterima dan diperhatikan.”

Agar tidak pilih kasih

Saat anak lebih memilih pasangan dibandingkan Anda, jangan berkecil hati. Ada banyak jalan yang bisa dilakukan agar si kecil tidak lagi pilih kasih dan kembali sama dekatnya dengan Anda dan pasangan. Bekali diri Anda.

* Introspeksi diri

Batita sudah bisa merasakan kenyamanan. Jadi coba ingat-ingat lagi perbedaan perilaku kita dengan pasangan terhadap anak. Alzena berujar, mungkinkah pasangan justru lebih mampu mendengar dan memberikan respons ketika si kecil bercerita, sementara perhatian kita terpecah pada urusan lain?

* Bisa juga dari cara bermain

“Anak menggemari sesuatu yang seru dan menyenangkan. Mungkin buat orang dewasa, hal itu membosankan karena diulang terus menerus, tapi ternyata anak memang membutuhkan pengulangan, dan pasangan kita mampu bermain bersama dengannya,” tambahnya.

* Tidak perlu cemburu atau bahkan memaksa

Setiap orang tua punya hak yang sama untuk berinteraksi dengan anak. Memaksa hanya akan membuat anak merasa tidak nyaman dan semakin lebih memilih bersama pasangan.

* Bermain bersama

Saat anak bermain, tetaplah berada di dekatnya, dan lihatlah apakah Anda bisa bergabung, kata Kyle Pruett, MD, profesor klinis psikiatri anak di Yale Child Study Center and School of Medicine di New Haven, Connecticut. Kemungkinannya, dia akan tidak keberatan  Anda ikut bergabung, apalagi jika mengikuti petunjuknya.

* Aktivitas grup

Jadwalkan waktu rutin untuk bersenang-senang bersama keluarga. Anda bisa mencobanya selama 10 menit sehari. Lakukan permainan mudah, misalnya saling berpelukan saat mama dan papa bergiliran mendongeng sebelum tidur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement