Jumat 06 Mar 2015 17:40 WIB

Obat yang Aman Saat Hamil

Obat-obatan
Foto: republika/prayogi
Obat-obatan

REPUBLIKA.CO.ID, Kehamilan tidak membuat Anda kebal terhadap berbagai penyakit. Anda masih bisa terserang pilek, sakit kepala, dan alergi. Antihistamin dan pereda rasa sakit memang mudah didapat di pasaran, tapi Anda pasti memikirkan apa dampaknya terhadap kesehatan janin di dalam kandungan.

Bersikap kritis

Secara umum, dikutip dari www.parentsindonesia.com, keputusan terbaik adalah menghindari mengonsumsi obat selama hamil. Namun itu jika memungkinkan. Hanya sedikit sekali obat yang sudah teruji benar-benar aman digunakan oleh perempuan hamil. Riset menunjukkan bahwa banyak obat yang cukup aman digunakan karena manfaatnya jauh melebihi potensi risikonya.

Meski begitu, sebaiknya Anda bertanya kepada dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi jenis obat apapun, baik obat resep dokter  maupun obat bebas. Jika Anda punya riwayat kesehatan yang memerlukan pengobatan berkala (seperti asma, hipotiroid, atau depresi), jangan hentikan atau mengurangi dosis obat sebelum Anda berkonsultasi dengan dokter.

Pada banyak kasus, melanjutkan pengobatan adalah jalan terbaik. Dalam situasi lain, dokter mungkin menyarankan Anda untuk menghentikan pengobatan atau menganti dengan obat yang punya risiko lebih kecil. Untuk obat bebas, lihat tabel di halaman berikutnya. Jangan ragu meminta penjelasan dari dokter jika Anda punya pertanyaan seputar obat–dan pastikan setiap tenaga kesehatan yang meresepkan obat untuk Anda tahu bahwa Anda sedang hamil.

Bagaimana dengan produk herbal?

Mungkin Anda tergoda untuk beralih ke pengobatan herbal untuk meredakan keluhan, apalagi obat herbal mudah didapat di manapun. Namun hanya karena obat herbal terbuat dari bahan alami, bukan berarti aman. Suplemen herbal bisa sama berbahayanya dengan obat-obatan tradisional jika dikonsumsi semasa hamil–bahkan terkadang suplemen herbal lebih berbahaya.

Sebagian besar obat herbal belum melewati uji klinis untuk mengetahui keamanan dan efektivitasnya. Kecuali jika dokter Anda memberi lampu hijau untuk penggunaan produk herbal, sebaiknya Anda menghindari obat jenis tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement