Rabu 04 Mar 2015 14:21 WIB

Annisa Nifishani Bangkitkan Gairah Komikus Muda Indonesia

Me vs Big Slacker Baby, komik hasil karya Annisa Nifishani
Foto: ist
Me vs Big Slacker Baby, komik hasil karya Annisa Nifishani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi komikus mungkin belum jadi profesi pilihan banyak orang saat ini. Namun sebetulnya, potensi dan peluang untuk menjadi komikus di Indonesia sangat besar.

Salah satunya dibuktikan oleh komikus asal Tenggarong, Kalimantan Timur (Kaltim), Annisa Nisfihani. Ia berhasil membuktikan bahwa menjadi komikus bisa jadi pilihan, meski ia berada di daerah yang kerap diterpa sejumlah keterbatasan. 

Saat ini komik hasil karya Annisa berjudul "Me vs Big Slacker Baby (BSB)" menjadi salah satu kisah paling diminati di re:ON Comics. Bahkan komik hasil karya gadis kelahiran tahun 1990 ini tengah memasuki proses pembuatan season kedua.

Disamping itu, season pertama BSB juga akan diterbitkan kembali dalam bentuk buku satuan yang biasanya dikenal dengan istilah trade paperback atau tankoubon.

Annisa mengatakan, menjadi seorang komikus merupakan impianya sejak duduk di bangku SMA. Namun hal tersebut tidak mudah karena keterbatasan dukungan seperti sinyal jaringan komunikasi yang tidak stabil dan listrik yang sering padam.

"Di tempat saya dalam satu pekan listrik bisa padam hingga tiga kali," kata Annisa saat ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta.

Untuk mengatasi hal tersebut tidak jarang Annisa terpaksa menggunakan metode tradisional, menggambar menggunakan kertas dan pensil dengan bantuan penerangan lampu tempel.

"Industri kreatif kita bisa pasti maju, generasi muda harus kreatif dan senantiasa berupaa menghasilkan karya yang terbaik demi kemajuan bangsa," kata dia.

Komik "Me vs Big Slacker Baby" bercerita mengenai Arin, seorang anak SMA yang terobsesi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebersihan dan kerapihan. Hidupnya berubah saat seorang anak pindahan dari sekolah lain bernama Alvan memutuslkan mengontrak di kost milik orang tua Arin demi belajar hidup mandiri.

Masalahnya, sifat Alvin berbeda 180 derajat, kebalikan dari Arin, yaitu berantakan dan tidak teratur sama sekali. Karakter yang bertolak belakang ini yang membuat komik garapan Annisa menarik perhatian penggemar komik.

"Rasanya tidak berlebihan jika Annisa disebut sebagai salah satu komikus muda paling berpotensi dalam dunia komik Indonesia saat ini, dan kami bangga dengan dia," ujar Yudha Nyoman Negara, salah seorang pendiri re:ON Comics.

Sementara Chris Lie, pendiri re:ON Comics lainnya mengatakan Annisa membuktikan bahwa komikus Indonesia tidak kalah dengan komikus luar negeri. Bahkan dengan adanya Annisa, membuka harapan bangkitkan komik Indonesia di tengah serbuan komik impor yang makin hari semakin menguat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement