REPUBLIKA.CO.ID, Pada masa kehamilan, banyak perubahan terjadi pada tubuh. Salah satu yang sering dikeluhkan para ibu hamil adalah heartburn atau rasa nyeri dan terbakar di dada.
“Heartburn sebenarnya nyeri pada ulu hati. Umumnya nyeri ini disebabkan oleh tingginya produksi asam lambung. Asam lambung yang tinggi menyebabkan iritasi pada lapisan mukosa lambung sehingga timbul rasa nyeri yang akrab dikenal dengan heartburn,” kata Dr Febriansyah Darus, SpOG dari RSIA Hermina Jatinegara menjelaskan.
Heartburn ini dapat dialami sejak usia kehamilan trimester pertama sampai dengan trimester ketiga. Menurut Dr Febriansyah, seperti yang dikutip dari www.parentsindonesia.com, produksi kadar hormon kehamilan atau progesteron sedang tinggi ketika Anda hamil, menyebabkan otot-otot polos—termasuk otot polos pada saluran cerna—berkontraksi lebih pelan.
Jika kontraksi lebih pelan, otomatis fungsinya untuk mengosongkan lambung menjadi terganggu sehingga proses pencernaan makanan di lambung menjadi lebih lama.
Pengaruh pada janin
“Heartburn tidak berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan janin,” kata Dr Febriansyah. Namun Anda harus tetap waspada. Rasa nyeri di lambung bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada ibu hamil sehingga merasa enggan untuk makan—inilah yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Dr Febriansyah juga menjelaskan bahwa perempuan dengan kadar asam labung yang sudah tinggi sebelumnya, kondisinya akan semakin berat dengan adanya kehamilan. Jangan sampai Anda merasa malas makan. Tetap perhatikan asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Untuk mengatasi asam lambung yang sangat tinggi, kadang diperlukan obat-obatan untuk mengurangi produksi asam dan obat pelindung mukosa lambung.