REPUBLIKA.CO.ID, Hari raya sama dengan berkumpulnya keluarga dibarengi agenda makan bersama. Seperti Idul Fitri, Galungan, atau Natal, tahun baru Imlek pun memiliki sejumlah makanan yang lazim terhidang di atas meja.
Makanan Imlek berasal dari budaya Tionghoa yang bertemu dengan kebudayaan asli Indonesia. Pakar kuliner Tionghoa, Aji Chen Bromokusumo, mengatakan makanan Imlek memiliki makna kebersamaan dan keutungan keluarga.
Setiap hidangan yang disajikan saat acara makan bersama perayaan imlek memiliki makna dan filosofi tersendiri. Intinya, sajian terhidang dengan harapan memberi kebaikan bagi mereka yang menikmatinya.
"Kalau di Indonesia ada delapan jenis makanan yang paling penting dihidangkan saat Imlek. Tapi, kalau di Cina ada sekitar 30 jenis makanan yang harus dihidangkan," Kata Aji, saat memaparkan penjelasannya dalam acara perayaan makan saat Imlek, di Mal Ciputra Jakarta, Jumat (13/2).
Setidaknya, menurut Aji, ada delapan makanan yang wajib terhidang saat Imlek. Yang pertama adalah Five Combination of Cold and Warm Appetizer.
Makanan ini biasanya terdiri dari ubur-ubur, udang mayonas, lidah asap, dan seledri. Namun, hidangan ini merupakan kombinasi dari berbagai varian. Bisa disesuaikan dengan apa yang tersedia di rumah. Aji berujar makanan ini merupakan perlambang umur yang panjang dan kesehatan.
Berikutnya adalah sup hipio. Hidangan ini terdiri dari perut ikan atau gelembung renang ikan. "Biasanya dari ikan kakap," kata Aji. Hipio melambangkan makna ketahanan dan keuletan dalam hidup menghadapai semua kesulitan. Bisa dalam kehidupan, bisnis, pekerjaan, studi, dan lainnya.