REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bertahan di tengah maraknya kafe, resto, bar, serta gelimang makanan berlabel internasional, Warung Mak Beng tetap di hati para pelancong Pantai Sanur, Bali. Berdiri sejak 1941, Warung Mak Beng bukan cuma sekadar legendaris di pulau Dewata. Menyicip unik dan gurih sajiannya, kita punya bukti bahwa Bali masih punya pusaka kuliner tiada tara.
Warung Mak Beng berdiri di tahun 1941 didirikan oleh (alm) Ni Ketut Tjuki yang sekarang terkenal dengan sebutan "Mak Beng". Letak persisnya berada di bibir pantai Sanur. Rumah makan Mak Beng saat ini diwariskan kepada keturunannya, generasi kedua. Menu yang ditawarkan di warung ini hanya satu macam: paket ikan laut, goreng dan sup.
"Setahu saya, dulu rumah makan ini cuma jadi tempat mangkal supir bemo. Sekarang turis Bali sengaja mampir ke sini," ujar Wayan (60 tahun), salah satu pelanggan setia warung makan Mak Beng. Bemo merupakan istilah untuk angkutan umum model angkot di Jakarta.
Dulu, pada tahun 70an, lanjut Wayan, warung Mak Beng hanya cuma sekadar tenda terbuka, basah jika kehujanan, gerah berkeringat jika kepanasan. Tapi berkat kesederhanaan itu pula, Mak Beng akrab di hati siapa saja. Bahkan, suasana sederhana pun masih disajikan warung Mak Beng saat ini, meski dengan bangunannya yang sudah permanen.
Dari segi sajian, Ikan laut yang biasa diggunakan untuk dimasak adalah ikan kakap merah, janki, atau cakalang-- nama-nama ikan yang akrab di telinga warga Bali. Pengolahan ikan yang tidak merusak kontur daging, dipadu dengan bumbu khas Bali, menjadikan sup ikan milik Mak Beng tidak tergantikan.
Bumbu khas Bali itulah yang membuat sup menjadi terasa lebih segar. Jangan pernah ketinggalan, sambal ulek Mak Beng juga punya ciri khas. Rasa pedas dari sambal disini terasa sangat spesial lantaran rasanya yang tidak dimiliki pesaing lainnya. Konon, turun temurun, resep sambal ini punya dapur rahasia, hanya untuk turunan cucu Mak Beng.
Warung Mak Beng buka mulai pukul 09.00 - 17 WITA. Namun, siap antre hingga setengah jam jika waktu makan siang. Selamat makan, berteman debur ombak pantai Timur pulau Dewata.