Selasa 10 Feb 2015 14:01 WIB

Waspada, Smart TV Mampu Menguping Pembicaraan Kita

Smart TV
Foto: Antara
Smart TV

REPUBLIKA.CO.ID, Samsung mulai mengeluarkan peringatan bagi para konsumennya untuk berhati-hati dengan apa yang mereka ucapkan. Hal ini tertuang dalam kebijakan privacy, atau privacy policy, yang tertuang dalam produk smart TV-nya. Ada apa di balik kebijakan ini?

Para pemilik televisi pintar atau smart tv mungkin tidak semuanya membaca kebijakan privasi produknya. Padahal ada himbauan untuk terkait apa yang mereka perbincangkan di sekitar televisi, termasuk data yang bisa direkam dan ditransmisikan ke pihak ketiga.

Pada kebijakan privasi produk smart tv-nya, Samsung mengeluarkan peringatan agar konsumen dan pemilik tidak mendiskusikan informasi yang bersifat personal dan sensitif, jika berada di sekitar televisi, saat fitur pengenalan suara diaktifkan.

Sejumlah pengamat teknologi di Australia juga kini khawatir jika para konsumen dan pemilik gadget canggih, termasuk smartphone tidak mengetahui kapan gadgetnya tersebut 'menguping' pembicaraan.

Jake Goldenfein dari Pusat Kajian Hukum Media dan Komunikasi di University of Melbourne mengatakan smart TV lebih mungkin merekam perbincangan para pemiliknya.

"Pada smart phone, kita bisa tahu apa yang dikatakan saat memerintah pada telepon, tetapi pada televisi bisa saja secara tak sengaja kita mengaktifkan komando suara dan mulai merekam apa yang katakan," jelasnya.

Tetapi para ahli teknologi mengaku kalau 'pihak ketiga' tidak terlalu tertarik pada apa yang dibicarakan, melainkan pada bagaimana kita melakukannya. Dalam hal ini adalah masalah pengucapan kata-kata.

"Saat disebutkan dalam kebijakannya untuk tidak membicarakan hal-hal yang personal, maksudnya adalah suara kita dikirimkan ke penyedia layanan atau pihak ketiga. LG juga memiliki klausul yang sama," jelas Luke Hopewell, editor jurnal teknologi online, Gizmodo.

Jadi apakah pihak ketiga menyimpan suara dan perbincangan kita sebagai data?

"Mereka tidak menyimpan apa yang dibicarakan sebagai data. Data yang disimpan melainkan adalah infleksi suara, lebih pada pengucapan kata-kata," jelas Goldenfein. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memperbaiki dan meningkatkan teknologi pengenalan suara pemiliknya.

sumber : http://australiaplus.com/indonesian/2015-02-10/smart-tv-mampu-menguping-perbincangan-kita/1413853
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement