Sabtu 07 Feb 2015 13:53 WIB

Waspada! Video Game Membuat Anak Suka Kekerasan

Anak-anak yang bermain video game.
Foto: evidencebasedliving.human.cornell.edu
Anak-anak yang bermain video game.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat dan distributor video game Grand Theft Auto (GTA) telah berulang kali dituntut secara hukum karena konten kekerasan dalam video game tersebut.

Selain itu mereka disalahkan karena telah meracuni remaja dengan perilaku kekerasan selama bertahun-tahun. Tercatat ada lebih dari 4.000 tuduhan kekerasan dan tuduhan merusak mental.

Meskipun mengandung materi kekerasan, GTA masuk ke dalam Guinness World Records pada tahun 2008 dan 2009 sebagai video game yang paling banyak dimainkan. Ya, GTA memang video game yang paling kontroversial.

Video game dengan tindakan kekerasan memang bisa mengubah perilaku anak. Melalui video game mereka seakan-akan melihat hal-hal yang nyata dan kemudian menirunya. Sifat agresif anak juga bisa dalam bentuk pikiran dan perasaan. Jika pikiran dan perasaan itu tidak bisa dikendalikan anak bisa menyerang orang lain dengan kemarahan atau dengan maksud menyakiti.

American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP) menjelaskan seperti yang dikutip dari www.parentsindonesia.com, bahwa anak-anak meniru apa yang mereka lihat. Semakin sering mereka melihat perilaku kekerasan dapat menyebabkan pergeseran perilaku pada anak. Selain itu, menurut AACAP, anak-anak mengembangkan 'script kognitif' yang disebabkan video game virtual. Jika si anak menghayati permainan video game akan memengaruhi psikologis dalam kehidupan anak yang terwujud dalam bentuk perilaku agresif.

Apa yang harus dilakukan?

Orangtua harus memastikan anak-anak bermain video game yang informatif atau permainan yang merangsang mereka belajar. Selain itu, orangtua juga harus berusaha supaya anak-anak melakukan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan dengan bermain video game. Jika berlebihan bermain video game, hal itu bisa berdampak buruk bagi anak. Mereka akan mulai menggunakan video game sebagai pengalihan untuk mengubah suasana hati yang pada akhirnya menjadi pecandu video game. Anak akan untuk mengontrol waktu bermain video game, mengabaikan semua kegiatan, dan menjadi depresi atau marah jika berhenti bermain video game. Waspadalah!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement