Sabtu 31 Jan 2015 18:19 WIB

Strategi Membuat Anak Mau Mendengarkan Orang tua

Anak dan Ibu (Ilustrasi)
Anak dan Ibu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika masih balita, orang tua bak sahabat nomor satu anak. Ke mana ia pergi, anak hanya mau ditemani ayah ibunya. Beranjak dewasa kebiasaan itu berubah. Bahkan mereka akan berpura-pura tidak mendengar saat orang tua memanggil namanya.

Si kecil tidak berusaha membuat Anda gila (walaupun dia mungkin sukses melakukannya). Perilaku barunya yang menyebalkan lebih menyangkut perasaannya sendiri daripada perasaannya terhadap Anda.

Anak usia 7-8 tahun mengalami peningkatan rasa pengendalian atas hidup mereka sendiri, dan lebih fokus pada dunia luar serta hal-hal menarik di sana, seperti sekolah, teman-teman, gaya, dan olahraga, lebih daripada sebelumnya, kata Mary Rourke, PhD, direktur psikologi sekolah di Widener University’s Institute for Graduate Clinical Psychology di Chester, Pennsylvania. Ketulian mereka yang pilih-pilih itu adalah satu cara menguji batasan kemandirian mereka yang sedang berkembang.

Ini juga merupakan metode untuk berurusan dengan tekanan baru dan tanggung jawab. “Anak-anak di usia ini menghabiskan sebagian besar waktu sekolahnya dengan mengikuti instruksi,” kata Carla Fick, PsyD, psikolog anak dan direktur klinis nonprofit Smart Love Family Services di Chicago, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.

"Sekolah itu lebih menuntut, jadi mereka memiliki kesempatan lebih sedikit untuk tidak peduli akan dunia luar, meredakan tekanan, dan melatih pilihan mereka," ujarnya.

Karena merasa aman di rumah, inilah tempat yang paling memungkinkan bagi mereka untuk menyatakan diri dan menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk bersantai. Seringnya, cara mereka melakukannya adalah dengan berpura-pura seakan orang tua mereka menjelma menjadi furnitur rumah. Bagaimanapun, Anda bisa memulihkan kembali telinga anak tanpa kehilangan suara atau ketenangan–tanpa pengeras suara–hanya dengan mendengarkan saran kami.

Mendapatkan perspektif

Berteriak untuk mendapatkan perhatian anak juga tidak akan terlalu berhasil. Lebih baik, mundurlah dan kenali bahwa anak tidak dengan sengaja berusaha perlahan-lahan  membuat Anda kacau–dia hanya bertingkah seperti anak seusianya,” kata Joseph Shrand, MD, instruktur psikiatri di Harvard Medical School. Lalu, lakukan strategi yang lebih baik.

Saat Marianna Carnovale dari Nutley, New Jersey, memiliki suatu hal penting untuk dikatakan kepada putranya yang berusia 7 tahun, Christopher, dia akan menghindari saat-saat anaknya sedang terpaku pada TV atau permainan video. Dia juga meminta anaknya mengulangi instruksinya, taktik yang membantunya mengingat apa yang harus dilakukannya.

Buatlah kehadiran Anda diketahui

Begitu Anda benar-benar menyadari, alangkah mudahnya bagi anak berusia 7-8 tahun untuk mengabaikan yang Anda katakan. Namun jauh lebih sulit baginya untuk memblokir Anda dengan cara lain.

“Terkadang mengatakan hal kecil yang lucu akan bisa mengembalikan perhatiannya, atau Anda mungkin harus menempatkan diri secara fisik di antara dirinya dan apa yang sedang dia kerjakan,” kata Mark Sharp, PhD, psikolog di Oak Brook, Illinois. Sedikit drama atau humor juga boleh.

Saat anak berusia 8 tahun, Carly terbenam dalam dunianya sendiri, ibunya, Lonnie Lane, membuat tertawa. “Strategiku adalah mengatakan sesuatu yang benar-benar di luar topik, aneh, dan konyol, seperti ‘Hei, bibir ayam!” tutur ibu dari Portland, Oregon ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement