Kamis 29 Jan 2015 10:29 WIB

Maskapai Penerbangan Terbesar Ketiga di Jepang ini Terancam Bangkrut

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Winda Destiana Putri
Shinichi Nishikubo Direktur Skymark Airlines
Foto: JapanToday
Shinichi Nishikubo Direktur Skymark Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Maskapai Jepang, Skymark Airlines mengajukan proteksi kebangkrutan setelah perusahaan penerbangan itu menghadapi kemungkinan denda atas pembatalan pesanan pesawat dengan Airbus senilai 2,2 miliar dolar AS.

Pengajuan bantuan perlindungan ini kurang dari sebulan setelah maskapai ketiga terbesar di Jepang itu mengatakan Airbus berencana menuntut mereka atas pembatalan kesepakatan.

"Korporasi menyimpulkan, akan sangat sulit perusahaan pulih hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri," demikian dikutip AFP dari siaran resmi Skymark Airlines, Kamis (29/1).

Rapat darurat eksekutif juga sudah digelar guna mengajukan proteksi kebangkrutan kepada Pengadilan Distrik Tokyo. Presiden Direktur Skymark yang menolak ajakan Airbus untuk melakukan merger, Shinichi Nishikubo, Rabu lalu juga sudah mengundurkan diri. Skymark Airlines mengatakan akan tetap mengoperasikan usaha mereka dengan segala kondisi yang tengah dihadapi.

Hutang Skymark saat ini tercatat sudah mencapai 603 juta dolar AS dan kemungkinan akan mendapat kompensasi 700 juta dari kasus yang berkaitan dengan Airbus.

Maskapai yang berbasis di bandara Haneda itu meminta Airbus mengurangi jumlah penalti setelah Skymark mengatakan produsen pesawat Eropa tersebut mengancamnya.

Awal Januari ini, surat kabar Jepang, Asahi, menyebut maskapai All Nippon Airways (ANA) batal menanamkan modalnya di Skymark yang makin mempersulit Skymark untuk bebas dari batas kebangkrutan.

Skymark sendiri membantah kabar itu dan mengatakan tengah mengadakan pembicaraan dengan ANA dan Japan Airlines (JAL) mengenai kode saham serta dengan sejumlah calon investor asing dan domestik lainnya.

Maskapai yang mempekerjakan 2.200 karyawan ini sudah beroperasi sejak 1900an. Perusahaan ini harus merasakan ganasnya persaingan dengan dominasi wisatawan yang lebih menggunakan ANA dan JAL di pasar penerbangan Jepang.

Nilai saham Skymark juga anjok hingga setengahnya setelah Airbus membatalkan pesanan pesawat A380 yang mereka sepakati 2011 lalu karena Skymark gagal membayar. Bursa Efek Tokyo juga akan menghapus Skymark dari daftar emiten bursa pada 1 Maret mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement