Selasa 27 Jan 2015 20:46 WIB

Badai Salju, Batalkan 3.000 Penerbangan di New York

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Winda Destiana Putri
Badai salju melanda kawasan timur dan utara Amerika Serikat, termasuk di Kota New York.
Foto: AP PHOTO
Badai salju melanda kawasan timur dan utara Amerika Serikat, termasuk di Kota New York.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badai salju besar menerjang New York. Akibatnya lebih dari 60 juta orang mengalami kerusakan bangunan dan melumpuhkan sebagian wilayah New York City.

Badai yang skalanya menyamai badai super Sandy pada 2012 tersebut berdampak pada 20 persen populasi Amerika Serikat. Badai menyebabkan sedikitnya enam negara bagian di East Coast mendeklarasikan keadaan darurat, ribuan penerbangan dibatalkan, sekolah ditutup dan sistem transportasi massal, termasuk kereta bawah tanah New York City dihentikan. Al Jazeera melaporkan sekitar 3.000 penerbangan penerbangan di AS dibatalkan.

Badan cuaca nasional (NSW) memperingatkan badai yang membahayakan nyawa ini mampu menimbun salju setinggi 90 sentimeter di kawasan. Peringatan banjir di pesisir dikeluarkan dengan tinggi gelombang diperkirakan 90 sentimeter lebih tinggi dari kondisi normal pada Selasa pagi.

Di New York, Connecticut dan Massachusetts warga dilarang menyetir. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah itu lumpuh dan sebagian besar diselimuti putihnya salju.

George Washington Bridge, terowongan Lincoln dan Holland dan transportasi massal lainnya di seluruh kota ditutup sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Kondisi darurat diberlakukan di New Jersey, Connecticut, Rhode Island, Massachusetts, New Hampshire dan New York. Gubernur New York Andrew Cuomo mengingatkan warga agar tetap berada di dalam ruangan.

Cuomo mengumumkan larangan bepergian bagi semua warga, kecuali kendaraan darurat di jalan-jalan di 13 kota di negara bagian New York di selatan, termasuk New York City, pinggiran Westchester dan Long Island. Siapa yang melanggar akan dikenai denda 300 dolar AS.

"Jika kau berada di dalam mobil dan berada di jalan manapun, kota atau desa, setelah pukul 23.00 itu berarti kau melakukan kejahatan. Ini persoalan hidup dan mati, jadi kewaspadaan diperlukan," ujar Cuomo.

Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (27/1) terakhir kali kondisi cuaca menyebabkan ditutupnya pasar saham sempat terjadi pada Oktober 2012 saat Superstorm Sandy menerjang. Di berbagai wilayah saat itu putusnya pasokan listrik terjadi secara luas.

NWS mengeluarkan peringatan badai dari New Jersey hingga ke Maine. Di New York City kondisinya memburuk sepanjang malam. Angin berhembus dengan kecepatan lebih dari 80 kilo perjam.

"Tolong tetap tinggal di rumah," kata Gubernur New Jersey Chris Christie kepada warga.

Toko-toko kehabisan stok, mulai dari sekop, alat pembersih salju hingga bahan makanan. Di Shaw's Supermarket di  Somerville, Massachusetts makanan kaleng menipis dan antrean pembeli mengular. Di Brooklyn, rak-rak bahan makanan yang biasanya memajang roti dan air kemasan tampak kosong.

"Saya sudah ke tiga atau empat toko dan tidak ada telur atau susu. Saya tidak tahu apa yang harus kami lakukan," kata warga Marcy Rivers yang sedang menunggu bus di Bridgeport, Connecticut.

Data dari Kantor Manajemen Darurat mengatakan curah salju terbesar yang pernah tercatat terjadi pada 11-12 Februari 2006 dengan ketebalan 68 sentimeter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement