Kamis 22 Jan 2015 05:15 WIB

Insiden Teroris Warnai Philippine Airlines Jadi Maskapai Berbahaya di Dunia

Rep: CR05/ Red: Winda Destiana Putri
Philippine Airlines
Foto: Wikipedia
Philippine Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai insiden Air Asia QZ8501, tampaknya banyak media kian tertarik mengulas sejumlah berita mengenai penerbangan.

Baik soal layanan, daftar maskapai yang dianggap paling aman, murah meriah, hingga dinilai berstandar keamanan buruk atau berbahaya. 

Laman Askmen, Kamis (22/1) juga mendaftar 10 maskapai yang disebut paling berbahaya berdasarkan data terutama kecelakaan fatal yang pernah dialami pesawat.

Philippine Airlines

Jika bukan karena serangkaian insiden teroris, maskapai ini mungkin tidak akan muncul dalam daftar. Sayangnya korban yang berjatuhan jauh lebih sering daripada kebanyakan penerbangan.

Ada setidaknya tiga bom dan satu pembajakan dalam sejarah 70 tahunnya. Tragedi terburuk saat pesawat hancur oleh ledakan bom hingga menewaskan 36 orang. Telah menuntaskan 1.18 juta kali penerbangan dengan 6 kecelakaan dan 107 korban.

 

Iran Air

Setelah Revolusi Iran 1979, penerbangan ke sejumlah tujuan internasional dihentikan. Pada 2010, Komisi Eropa mengumumkan terdapat masalah keamanan hingga maskapai dilarang ke Uni Eropa.

Maskapai pernah mengalami tiga kecelakaan besar dalam 10 tahun terakhir baik memakan korban ataupun tidak. Yakni sejak 1980, termasuk insiden 1988 yang menewaskan hampir 300 orang. Telah menuntaskan 970.000 kali penerbangan dengan 5 kecelakaan fatal dan 708 korban.

Cina Airlines

Maskapai yang berbasis di Taiwan ini harus mengalami serangkaian peristiwa malang dengan jumlah korban sangat tinggi. Yang terburuk pada penerbangan antara Taiwan dan Hong Kong, pesawat jatuh ke laut, menewaskan 225 orang pada 2002. Menuntaskan 910.000 penerbangan dengan 6 kecelakaan fatal dan 763 korban.

 

Cubana Airlines

Singkatnya, maskapai ini memiliki catatan keamanan terburuk dari setiap pesawat internasional di dunia. Armadanya yakni seperti model pesawat Antonov dan Iliushin.

Kecelakaan fatal terakhir terjadi pada 1999. Perusahaan juga berencana mengganti seluruh armada dengan pesawat baru. Total penerbangan yang diselesaikan yakni 320 ribu kali dengan 8 kecelakaan fatal dan 404 korban jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement