Senin 12 Jan 2015 05:29 WIB

2014 Jadi Tahun Terburuk Bagi McDonald's

Rep: CR05/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu gerai McDonald's di Jepang.
Foto: Reuters
Salah satu gerai McDonald's di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam hidup, mungkin ada masa ketika roda berputar ke bawah. Tidak terkecuali bagi korporasi makanan cepat saji ternama, McDonald's.

Dan, 2014 disebut merupakan tahun terburuk bagi restoran yang memiliki cabang di berbagai negara ini. Betapa tidak, 2014 menjadi tahun di mana McDonald's mengalami penurunan laba terburuk selama satu dekade atau 10 tahun terakhir, seperti dikutip Foodbeast, Senin (12/1).

Sebelumnya McDonald's mengumumkan bahwa pihaknya telah merumahkan sedikitnya 63 karyawan perusahaan di kantor pusatnya, Illinois. PHK merupakan bagian dari apa yang disebut McDonald's sebagai pemotongan dan restrukturisasi biaya sebesar 100 juta dolar AS.

Menjelang akhir tahun, tampaknya McDonald's mencoba bertahan dan berjuang untuk menemukan pijakan dalam permainan bisnis makanan cepat saji masa kini itu.

McDonald's juga telah mengumumkan penghapusan sejumlah menu untuk 2015. Itu bertujuan untuk menyederhanakan sistem McDonald's yang berkaitan dengan pekerja dapurnya sendiri.

Pada November, akhirnya perusahaan melaporkan angka penjualan terendah dalam satu dekade. Yang juga menarik adalah bahwa tampaknya McDonald's saat ini tengah melirik teknologi digital dan platform restoran baru.

"Bukankah lebih baik jika uang mereka dihabiskan untuk pembelian bahan-bahan segar?," kata laman Foodbeast.

Laman itu juga mencontohkan perusahaan makanan cepat saji seperti In-N-Out dan Shake Shack yang dinilai konsisten mempertahankan penyajian menu sederhana namun dibuat dari bahan-bahan segar. Bahkan harga makanan perusahaan itu dinilai lebih murah dari McDonald's saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement