REPUBLIKA.CO.ID, -- Serangan peretas terhadap Sony Pictures belum selesai. Kini peretas menjanjikan Sony Pictures sebuah "kado Natal".
Kebocoran-kebocoran data yang saat ini dialami oleh Sony Pictures sepertinya akan bertambah buruk. Para peretas yang pada bulan lalu telah melakukan penyerangan besar-besaran pada privasi Sony Pictures mengancam akan membocorkan lebih banyak lagi data-data sensitif.
"Kami sedang mempersiapkan sebuah kado Natal untukmu," tulis grup peretas tersebut seperti dilansir dari CNN, Selasa (16/12).
Para peretas tersebut kemudian menjelaskan bahwa kado yang dimaksud ialah sejumlah besar data milik Sony Pictures yang mereka curi. Yang menarik, lanjut para peretas tersebut, "kado Natal" tersebut dipastikan akan memberikan Sony Pictures "kesenangan" dan akan membawa Sony Pictures pada titik terendah.
Para peretas yang menamakan diri mereka "The Guardians of Peace" ini telah membocorkan sejumlah data-data sensitif. Bocoran tersebut di antaranya memuat percakapan email memalukan antara eksekutif Sony sampai informasi terkait gaji pegawai dan rahasia-rahasia selebritas.
Meskipun identitas dari para peretas ini masih belum jelas, beberapa peneliti keamanan menilai Korea Utara berada di balik ini. Mereka melihat ada kesamaan pola antara peretasan Sony Pictures dengan peretasan yang pada tahun lalu menyerang banyak bank di Korea Selatan.
Alasan mengapa Sony Pictures yang dipilih sebagai objek dan Natal dipilih sebagai waktu eksekusi dipercaya karena para peretas ini terinspirasi dengan perilisan film The Interview oleh studio Hollywood pada saat Natal.
"The Interview" itu sendiri merupakan film komedi yang bercerita tentang rencana pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Seth Rogen dan James Franco menjadi pemeran utama dalam film ini.