REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memakai bedak pada bayi dan balita ternyata tidak diajurkan. Dokter Spesialis Anak dr. Herbowo Agung Soetomenggolo mengungkapkan partikel halus bedak mudah terhirup dan menyebabkan masalah paru-paru seperti batuk dan pilek.
"Bedak bukan pilihan utama. Yang ditakutkan adalah masalah pernapasan seperti batuk, pilek, infeksi paru," kata Herbowo di Bogor, Selasa (9/12).
Herbowo menambahkan, bedak yang terhirup oleh anak akan masuk ke paru-paru. Dan oleh paru-paru dianggap sebagai benda asing yang harus dikeluarkan.
Umumnya partikel asing ini akan keluar dalam bentuk lendir yang terjadi pada gejala pilek. "Bedak bisa dianggap sebagai benda asing dan akhirnya jadi lendir. Yang ditakutkan lendir ini juga menjadi jalan masuknya kuman. Karena kuman senang sama lendir," ujarnya.
Sayangnya, pengetahuan akan penggunaan bedak di Indonesia belum teredukasi dengan baik. Dukungan pemerintah atau praktisi kesehatan di Indonesia belum melirik isu ini sebagai hal yang besar. Kebiasaan ibu-ibu Indonesia justru gemar menggunakan bedak tebal pada anak. Ditambah, kehadiran berbagai produk bedak bayi dan anak meningkat tanpa diimbangi dengan edukasinya.
Herbowo menuturkan, pada bayi sebenarnya tidak diperlukan untuk memakai bedak. Tapi jika memang dirasa tetap ingin menggunakan bedak, jangan aplikasikan langsung bedak pada wajah dan badan anak.
Herbowo menyarankan, jangan menggunakan spons bedak bayi dan jangan menepuk-nepukan bedak dekat anak. Baiknya bedak diusapkan dulu ditangan ibu, jika sudah tipis baru kemudian dipakaikan ke anak.
"Pakai di tangan yang jauh dari anak sampai tipis baru diusapkan. Prinsipnya adalah kalau tidak perlu ya tidak usah (dipakai)," katanya.