REPUBLIKA.CO.ID, Kenaikan biaya pendidikan anak di Indonesia angkanya cukup tinggi per tahunnya. Setelah orang tua mengetahui berapa banyak dana yang dibutuhkan dan model investasi apa yang diperlukan untuk mencapainya, orang tua diharapkan bisa disiplin menyisihkan dana bagi pendidikan anak.
Oleh karena itu, mempersiapkan dana sedini mungkin sangat dianjurkan. Simak beberapa tips menyiapkan dana pendidikan dari Financial Planner Head – One Shildt Financial Planning, Agustina Fitria Aryani, SSi CFP AEPP QWP.
Keenam, lakukan investasi dengan disiplin segera setelah menerima penghasilan agar tujuannya bisa tercapai. Jumlah dana yang diinvestasikan sangat bergantung pada target dana pendidikan, jangka waktu, dan produk investasi yang digunakan. Sebagai gambaran umum, untuk investasi dalam bentuk reksadana bisa dilakukan mulai Rp 100 ribu, emas logam mulia dapat dibeli mulai dari pecahan 1 gram, sedangkan untuk saham dapat dibeli mulai dari 1 lot (100 lembar).
“Sebagai contoh, untuk dana Universitas 6 tahun lagi (untuk anak pertama) dengan total biaya saat ini 200 juta dan asumsi inflasi 10 persen, maka dana yang harus tersedia saat itu sebesar Rp 350 juta. Jika berinvestasi pada produk dengan imbal hasil 20 persen per tahun maka dana yang harus diinvestasikan sebesar Rp 2,5 juta per bulan selama 6 tahun,” jelasnya kepada ROL, Rabu (12/11).
Ketujuh, siapkan proteksi atas risiko berhentinya penghasilan agar investasi dapat terus berlanjut. Seperti saat pemberi nafkah meninggal dunia, sakit kritis, cacat tetap. Orang tua perlu mencari tahu apakah sudah ada perlindungan atau asuransi jiwa atau cacat tetap atau sakit kritis dari perusahaan tempat bekerja. Jika belum ada, maka orang tua perlu membeli sendiri dengan Uang Pertanggungan yang cukup setidaknya untuk membayar utang (jika ada), biaya hidup sehari-hari, dan investasi dana pendidikan untuk jangka waktu hingga anak-anak mandiri.