Senin 18 May 2020 14:58 WIB

Pakar Bagi Kiat Anggarkan Dana Pendidikan Anak

Siapkan dana pendidikan di sekolah yang sesuai kemampuan anak dan orang tua.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Seorang anak menonton televisi siaran Belajar dari Rumah di TVRI. Orang tua perlu mempertimbangkan faktor inflasi saat menyiapkan dana pendidikan anak.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Seorang anak menonton televisi siaran Belajar dari Rumah di TVRI. Orang tua perlu mempertimbangkan faktor inflasi saat menyiapkan dana pendidikan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan adalah hal mendasar yang diperlukan oleh siapa pun. Maka tidak ada kata terlalu dini untuk merencanakan pendidikan anak.

Perencana Keuangan One Shildt Aziza Fauzy CFP mengatakan pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan anak. Sangat penting orang tua dapat membuat perencanaan atau anggaran dana pendidikan secara khusus. "Anda dapat membuat anggaran khusus pendidikan dengan menyisihkan dana untuk ditabung atau diinvestasikan," kata Aziza.

Baca Juga

Besarnya dana yang disisihkan tidak ada batasan baku, semua tergantung pada sekolah seperti apa yang diinginkan, berapa biaya dan sebagainya. Namun orang tua dapat menyisihkan setidaknya 10 persen dari penghasilan.

Pilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan keuangan keluarga. Jangan hanya karena gengsi menyekolahkan anak di tempat yang mahal, namun di kemudian hari mengalami kesulitan keuangan. Lokasi sekolah, pilihan kurikulum serta jurusan juga wajib menjadi pertimbangan saat memiih sekolah untuk anak.

Aziza juga menegaskan tidak berutang untuk menyekolahkan anak. Bersekolah di tempat yang mahal dengan kurikulum terbaik membutuhkan uang yang tidak sedikit.

"Jika mampu tidak masalah. Namun jika tidak mampu, jangan memaksakan dengan berutang," lanjut Aziza.

Membuat anggaran pendidikan dengan menabung/berinvestasi dapat dilakukan sedini mungkin, bahkan sebelum menikah. Penting membuat berbagai perencanaan, selain perencanaan pensiun dan tujuan keuangan lainnya.

Tentukan besarnya biaya pendidikan yang dibutuhkan. Lakukan survei kecil-kecilan versi Anda sendiri, pergi ke sekolah yang diinginkan dan cari tahu berapa biaya masuk sekolah hingga tamat sekolah. Kemudian tentukan berapa besarnya biaya tersebut di masa yang akan datang. Karena tentunya biaya saat ini dengan 10 tahun lagi akan berbeda.

Inflasi pendidikan harus dimasukkan untuk menghitung kebutuhan dana pendidikan. Tingkat inflasi pendidikan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi secara umum. Sebagai asumsi, gunakan inflasi pendidikan sebesar 8 persen untuk merencanakan biaya pendidikan.

Misalnya jika ingin membuat anggaran untuk kuliah anak yang baru lahir, usianya nol tahun. Saat ini uang masuk SD yang diinginkan sebesar 30 juta. Berapakah yang dibutuhkan untuk masuk SD sekitar 6 tahun lagi? Dengan inflasi sebesar 8 persen maka 6 tahun kemudian kemungkinan akan membutuhkan dana sekitar 48 juta. Artinya kenaikan biaya Pendidikan enam tahun lagi sekitar 1,5 kali lipat dari biaya saat ini.

Tidak kalah penting mengetahui biaya masuk, biaya per semester hingga lulus kuliah di perguruan tinggi yang diinginkan.

"Setelah melakukan survei, biaya saat ini adalah sebesar Rp 200 juta (biaya masuk, hingga selesai). Dengan menghitung inflasi sebesar 8 persen, maka besarnya dana yang harus dikeluarkan 18 tahun kemudian adalah sekitar Rp 800 juta, yang artinya kenaikannya bisa 4 kali lipat," tambahnya.

Tentukan berapa yang harus disisihkan per bulan. Jika 18 tahun lagi diperlukan Rp 800 juta dengan asumsi return investasi sebesar 10 persen, maka orang tua dapat menyisihkan sekitar 1,3 juta per bulan.

Pilihan menabung atau berinvestasi sebenarnya harus disesuaikan dengan jangka waktu dan risiko. Jika ingin menyiapkan untuk masuk kuliah 18 tahun lagi, bisa menempatkan dana di instrumen jangka Panjang seperti reksadana saham. Namun jika kebutuhan dana tersebut sekitar dua tahun dari sekarang, maka dapat menempatkannya di instrumen investasi jangka pendek seperti deposito ataupun tabungan pendidikan.

Saat ini banyak produk yang bisa dipilih, seperti tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, investasi emas, properti, reksadana, deposito dan lainnya. Jika kesulitan, ada baiknya menghubungi jasa perencana keuangan.

Menabung atau berinvestasi untuk dana pendidikan hendaknya di tempat yang memberikan imbal hasil/return investasi melebihi inflasi itu sendiri. Namun semua dikembalikan kepada preferensi sendiri. Bagi orang dengan tipe moderat atau bahkan konservatif, misalnya, kemungkinan tidak cocok dengan saham dan bisa mencoba investasi properti/rumah/kontrakan yang tidak liquid atau butuh waktu cukup lama memperoleh return.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement