Sabtu 14 Jun 2025 12:41 WIB

Punya Rumah Bukan Impian Tinggi, Tapi Langkah Dasar Finansial

Manajemen keuangan sehat jadi strategi akses hunian

Rep: Dian Fath/ Red: Intan Pratiwi
Head of Marketing OCBC Indonesia Nanda Nandiana
Foto: OCBC
Head of Marketing OCBC Indonesia Nanda Nandiana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemampuan membeli rumah bukan mimpi besar yang tak terjangkau, melainkan pijakan awal dalam manajemen keuangan yang sehat. Head of Marketing OCBC Indonesia Nanda Nandiana menyebut, kemampuan mencicil rumah justru masuk kategori dasar dalam Financial Fitness Index.

“Sebenarnya kemampuan mencicil atau membayar cicilan rumah itu masuk ke dalam kategori dasar. Jadi kemampuan membayar pinjaman rumah itu seharusnya jadi bagian dari fundamental dalam prinsip manajemen keuangan,” ujarnya dalam peluncuran film pendek Kita Usahakan Rumah Itu, di Jakarta.

Ia menilai investasi properti lebih rasional ketimbang instrumen keuangan kompleks seperti kripto. “Kalau kita telaah lebih jauh—kayak investasi yang lebih kompleks, misalnya kripto—itu justru masuk ke tahap ketiga, yaitu growth,” katanya.

Karena itu, rumah seharusnya bisa menjadi fondasi awal untuk membangun keuangan yang sehat dan bertumbuh. Sutradara Yandy Laurens yang juga hadir dalam acara tersebut menilai, memiliki rumah memang jadi tantangan besar, khususnya bagi generasi muda.

“(IIbarat) Nonton konsernya Sal aja tetep gak bisa beli rumah. Maksudnya, itu realita yang beneran menggigit. Beneran nyata,” ujarnya.

Namun, menurut Yandy, mimpi tetap perlu dijaga. Harapan itu yang bisa membuat orang tetap bergerak, meski jalannya belum jelas. “Karena kalau gak nyampe, minimal kita bergerak dari tempat kita sekarang. Mulai dari angan-angan,” katanya. Ia dan istrinya menjadikan percakapan malam soal rumah dan hari tua sebagai pengingat bahwa mimpi tetap penting diupayakan.

Penyanyi Sal Priadi juga menggarisbawahi pentingnya memperjuangkan mimpi, terutama di tengah situasi ekonomi yang tak pasti. “Kalau kita punya mimpi besar, kita patut memperjuangkannya, kita patut mengusahakannya. Dan percaya bahwa kita gak sendirian,” kata Sal.

Menurutnya, proses membangun rumah impian bisa diibaratkan seperti menciptakan lagu—berawal dari ide sederhana yang berkembang lewat kolaborasi. “Kadang pas bikin lagu tuh cuma dari gitar, terus jadi lirik doang. Tapi kita juga butuh produser buat nata aransemennya,” ujarnya.

Nanda menambahkan, langkah kecil dalam menata keuangan bisa membuat mimpi memiliki rumah jadi lebih realistis. “Dengan perencanaan yang tepat, punya rumah yang tadinya kayak gak mungkin, jadi mungkin. Bisa,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement