Ahad 26 Oct 2014 14:19 WIB

Ini Kendala Dalam Menjalankan Wisata Syariah di Indonesia

Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf Esthy Reko Astuti dalam acara peluncuran
Foto: Republika/Hazliansyah
Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf Esthy Reko Astuti dalam acara peluncuran "Produk Wisata Syariah", Rabu (30/10) siang di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Aceh merupakan salah satu dari kota di Indonesia yang menjalankan wisata syariah.

Bukan hal mudah bagi Aceh untuk mempromosikan pariwisata nya tersebut.

"Kendala pasti ada. Terlebih karena memang kategori wisatawannya juga tidak sama seperti pada umumnya," kata Esthy Reko Astuti, Direktur Jenderal Pemasaran pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ketika ditemui Republika belum lama ini di Hermes Palace Hotel.

Selain itu lanjut Esthy, disamping regulasi harus diikuti oleh promosi wisata yang bagus dan menarik. Sehingga wisatawan yang datang tidak melulu ke makam atau masjid.

"Aceh itu bukan hanya menarik wisata religi dan syariahnya saja, namun Aceh juga menarik dari segi alam. Ini juga merupakan produk syariah yang perlu disyukuri karena bisa dinikmati oleh wisatawan," tutupnya.

Keragaman alam Aceh juga terlihat dari keindahan Pulau Weh, dimana menjadi salah satu tujuan wisata populer bagi wisatawan lokal maupun asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement