REPUBLIKA.CO.ID, Masa kembali ke sekolah menjadi saat yang menyenangkan bagi anak. Setelah berlibur cukup lama, bertemu teman-teman di sekolah adalah aktivitas yang dinanti.
Sementara bagi orang tua, kembali ke sekolah sama dengan mengeluarkan uang banyak. Mulai dari uang kenaikan kelas sampai uang untuk membeli alat-alat sekolah, sepatu baru, hingga kotak makan yang baru.
Supaya kantung tidak bolong, ada beberapa siasat yang bisa dilakukan orang tua. Berikut beberapa diantaranya, seperti dikutip dari laman Todaysparents, Kamis (16/10).
1. Belanja saat diskon
Cari tahu di mana sedang ada diskon atau baca koran atau majalah yang memberi tahu info belanja. Juga libatkan anak dengan memberikan mereka bujet bagi apa saja yang bisa dibeli atau dibutuhkan untuk sekolah.
2. Buat daftar
Cara terbaik berhemat adalah dengan membuat daftar belanja. Tulis apa yang anak sudah punya dan apa yang dibutuhkan sebelum berangkat berbelanja. Jika sepatu anak masih bagus, orang tua mungkin tak harus membelikannya yang baru.
3. Patuhi bujet yang telah ditetapkan
Orang tua boleh berkata tidak pada keinginan anak. Jika anak sangat menginginkan sesuatu, orang tua bisa mengajak anak menabung untuk menutupi kekurangan uang yang sudah dianggarkan orang tua. Pastikan anak membeli barang yang ia butuhkan.
4. Bujet untuk kegiatan ekstrakurikuler
Sisihkan uang ekstra untuk kebutuhan ekstrakurikuler, seperti peralatan olah raga, buku, dan barang lain yang kerap dilupakan dalam daftar.
5. Tunjukkan bujet orang tua
Orang tua perlu memberi tahu anak agar ia bisa bersikap realistis saat berbelanja. Banyak orang tua tidak suka berbicara soal uang dengan anaknya. Orang tua juga suka tidak mau memaparkan ke anak kenyataan terkait masalah keuangan. Akibatnya, anak merasa uang bukan masalah dan tidak cukup menghargai kerja keras orang tuanya untuk memberikan apa yang dibutuhkan anak-anak.
Jika anak tidak pernah tahu, bagaimana mereka akan tahu. Bersikap cerdas tentang uang bukan sesuatu yang intuitif, tapi sesuatu yang dipelajari anak. Dan, orang tua adalah tempat anak belajar bersikap baik juga buruk.