Kamis 04 Sep 2014 17:15 WIB

Waspadalah, Saat Anak Merasa Merdeka Bila Jauh dari Ortu

Rep: MG ROL 25/ Red: Indira Rezkisari
Tolak ukur anak yang nyaman dengan orangtuanya adalah adanya perasaan rindu saat berjauhan.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Tolak ukur anak yang nyaman dengan orangtuanya adalah adanya perasaan rindu saat berjauhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orangtua kerap disulitkan oleh anak yang tengah melalui masa remaja. Masalah kenakalan remaja, seperti membolos atau merokok, tak jarang menjadi makanan sehari-hari orangtua masa kini.

Menurut Efnie Indrianie, psikolog anak, permasalahan ini bisa diatasi jika orangtua bisa berperan sebagai teman mereka. Sebagai teman, orangtua bisa mulai mencoba mendengarkan segala keluh kesah mereka, dan menunjukkan sikap tulus.

“Kebanyakan orangtua justru menimbulkan masalah baru, karena mereka tidak mau mendengarkan apa yang ingin disampaikan remaja,” kata Efnie, Rabu (3/9).

Agar bisa mendengarkan, tuturnya, orangtua harus memiliki kendali diri. Lewat kendali diri, orangtua jadi tidak langsung menghakimi setiap permasalahan anak.

Kuncinya adalah kasih sayang, kata Efnie. Kasih sayang ini selanjutnya akan menghasilkan perilaku tulus yang membuat mereka nyaman.

“Walaupun singkat, sempatkan waktu mengobrol dengan mereka dengan obrolan ringan dan hangat,” ujarnya.

Tolok ukur seorang remaja nyaman dengan orangtua adalah rindu yang mereka rasakan jika berjauhan dengan orangtua. Mereka akan berinisiatif untuk menghubungi ibu atau ayah, jika keduanya sedang dalam perjalanan dinas.

“Jika mereka merasa ‘merdeka’ jika berjauhan dengan kita, tandanya pola pendekatan kita salah,” terang Efnie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement