REPUBLIKA.CO.ID, WAKATOBI -- Pariwisata Wakatobi siap bersaing di pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015.
"Wakatobi sudah siap menghadapi MEA, untuk pariwisata andalan kita wisata laut dan perikanan," kata Bupati Wakatobi Hugua saat diskusi di Wangi-wangi, Wakatobi, Jumat.
Hugua menjelaskan, kesiapan itu bisa dilihat dari pelatihan untuk menambah kemampuan masyarakat di bidang pariwisata dan perhotelan. Ia berjanji akan lebih memberdayakan pemuda-pemudi pribumi ketimbang masyarakat luar daerah.
"Kita melihat, masyarakat lokal harus menjadi pelaku untuk 'event-event' (ajang) nasional maupun internasional. Harus ada pendidikan tinggi, terutama pariwisata," katanya.
Saat ini, dia mengkalim hampir 80-90 persen pekerja-pekerja di bidang pariwisata Kabupaten Wakatobi adalah penduduk lokal. Namun, dia juga menyayangkan tidak adanya perguruan tinggi di Wakatobi menjadi hambatan pendidikan untuk masyarakat.
Dari segi infrastruktur, dia mengaku belum semuanya memadai, seperti jalan dan listrik. Namun, dia menilai kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya, karena awalnya jalan hanya selebar seratus meter dan dikelilingi semak belukar. Untuk listrik, dia mengatakan sedang dibangun PLTU dalam memenuhi pasokan hotel-hotel dan resor.
Dari segi akses, meskipun diakui masih minim, sudah terbantu dengan dibangunnya Bandara Matahora dari dana APBD yang menghabiskan sekitar Rp100 miliar.
"Membangun bandara itu sulit sekali awalnya harus melakukan 137 demonstrasi terlebih dahulu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi Tawakal mengatakan dalam menghadapi MEA, pihaknya lebih menekankan kepada peningkatan sumber daya manusia.
Ia mengaku persiapan untuk pelatihan SDM mencapai 50 persen dengan mengirim sekitar 40 calon siswa per tahun untuk dibekali keterampilan dengan bekerja sama Persatuan Hotel Indonesia (PHRI).
"Sekarang sudah mulai berkembang, kita akan tingkatkan lagi," katanya.