Jumat 28 Mar 2014 09:29 WIB

Noah Menuai Kontroversi, Russel Crowe Nilai 'Irasional'

Rep: c66/ Red: Bilal Ramadhan
Poster film Noah yang dibintangi aktor Russell Crowe
Foto: movienewz.com
Poster film Noah yang dibintangi aktor Russell Crowe

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Para pemeran film Noah yang kontroversial mengatakan bahwa orang-orang yang mengkritik film yang dimainkannya ini sangat irasional. Mereka menilai orang-orang tidak dapat menerima perbedaan dan keragaman secara baik. Selama hampir 14 bulan sebelum dirilis, film Noah menuai kontroversi  dari sejumlah negara-negara muslim.

Noah menuai kontroversi karena dinilai menggambarkan cerita yang tidak akurat mengenai Noah atau Nabi Nuh bagi orang muslim. Paramount Pictures sebagai pihak yang memproduksi film Noah mengatakan sebelumnya telah meminta izin untuk menambahkan unsur artistik di dalam film ini guna meningkatkan promosi film ini.

Unsur artistik dalam film ini dikatakan oleh Paramount Pictures hanya ditambahkan pada penyampaian cerita agar lebih menarik. Russel Crowe, pemeran utama dalam film Noah mengatakan meski film ini menuai banyak kontroversi oleh sejumlah kalangan, ia tetap bangga film ini dapat dirilis.

Ia menilai perbedaan respon dari tiap orang-orang pasti berbeda, tergantung dari sisi mana mereka melihatnya. Ia berharap orang-orang dapat menilai sisi positif dari film ini. Senada dengan Russel, Emma Watson yang memerankan Ila, menantu Noah dalam film ini mengaku ia tidak terkejut dengan respon negatif sejumlah masyarakat internasional dalam film ini.

Ia mengatakan jika adaptasi alkitab di tiap agama pasti berbeda-beda dan wajar mengakibatkan perbedaan pemahaman di dalamnya. "Semua tergantung pribadi masing-masing orang, meski film ini memang sangat sensitif bagi sebagian kalangan," ujar Emma saat premiere film Noah di New York pada Rabu (26/3) lalu.

Sutradara film Noah, Darren Aronofsky mengatakan film Noah ini diambil karena belum pernah ada yang mengangkat kisah Nuh ke layar lebar. Kisah lama ini sejatinya akan menjadi hal yang unik jika ditonton oleh semua orang di berbagai belahan dunia.

"Ini sangat menarik jika semua melihatnya dari segi artistik, bukan agama," ujar Aronosky menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement