REPUBLIKA.CO.ID, Pernah melihat unggahan foto makanan teman di jejaring sosial seperti facebook, instagram, atau twitter dan tergoda pula untuk menyantap makanan serupa? Studi terbaru menyatakan, ternyata apa yang dimakan seseorang kerap bergantung pada makanan yang disantap orang sekelilingnya.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics menyatakan jika seseorang mendapatkan informasi mengenai pola makan orang lain, maka besar kemungkin pola makan orang lain memengaruhi gaya makan seseorang tersebut.
Seperti dikutip dari CBSNews, penelitian menelaah 15 studi sebelumnya untuk bisa menarik kesimpulan. Delapan studi melihat bagaimana norma makan secara sosial merubah apa yang dimakan orang lain. Sedang tujuh studi lainnya melihat pilihan makan yang dibuat lingkungan memengaruhi apa yang orang lain dalam lingkungan itu makan.
Tak heran bila sejumlah diet yang marak diberitakan di televisi kemudian banyak diikuti orang. Atau ajakan menyantap lebih banyak sayur yang digagas seorang selebritas lewat sosial media juga ramai menjadi tren pola makan baru.
Studi menyatakan berapa banyak yang dimakan seseorang turut memengaruhi porsi makan orang lain di dekatnya. Jika seseorang diberi tahu kalau orang-orang lain makan dalam porsi besar, besar kemungkinan pula ia akan makan dalam porsi besar.
Sikap makan, menurut studi, akan terus mengikuti tren. Bahkan ketika orang yang makan tidak benar-benar melihat apa yang orang lain makan. Atau seberapa besar porsi makannya.
Para peneliti kemudian percaya, alasan mengapa pilihan makanan bisa begitu dipengaruhi orang-orang di sekeliling adalah karena alasan agar bisa diterima dalam komunitas.
‘’Tampaknya dalam sejumlah konteks, menyesuaikan dengan cara makan yang umum dalam sebuah grup menjadi cara untuk mendekatkan diri dengan identitas sebuah grup tersebut. Hal ini sesuai dengan teori identitas sosial,’’ papar peneliti utama Dr Eric Robinson dari University of Liverpool.
Robinson menambahkan, masih diperlukan tambahan studi untuk melihat bagaimana seseorang memutuskan apa dan seberapa banyak yang akan dimakan. Ke depan, informasi ini bisa membantu memengaruhi pola makan manusia ke arah yang lebih sehat dan dalam pengambilan kebijakan publik terkait isu kesehatan.