Senin 25 Mar 2013 15:24 WIB

Jadi Wartawan Palsu Demi The Beatles

Museum The Beatles Story.     (Republika/Sadly Rachman)
Foto: Republika/Sadly Rachman
Museum The Beatles Story. (Republika/Sadly Rachman)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fanatik yang tinggi tak jarang membuat penggemarnya berani melakukan hal-hal nekat. Hal itu yang kemudian menghinggapi seorang Marc Weinstein pada tahun 1965.

Marc yang begitu mencintai The Beatles mencari cara untuk bisa dekat dan mengabadikan idolanya dari dekat. Kala itu, The Beatles sedang menggelar konser terbesar mereka di Shea Stadium. Marc mencari cara untuk bisa berada dekat dengan The Beatles.

Berpura-pura menjadi seorang jurnalis kemudian muncul sebagai idenya.

Kala itu Weinstein menggunakan identitas pers palsu agar bisa berada di dekat panggung konser yang digelar di New York.

Dengan keberanian yang tinggi, Marc berhasil menembus barikade keamanan dan menjadi satu-satunya fotografer yang kehabisan film saat itu.

"Saya berbaur saja dengan semua yang ada di situ," kenangnya, seperti yang dilaporkan laman BBC.

Weinstein mengenang, ia membuat identitas yang dibuat sendiri itu untuk mengelabui polisi yang bertugas agar ia diantar ke area panggung.

"Saya punya modus operandi: bertingkah seolah-olah di situ memang tempat saya. Kalau ada petugas, saya lihat ke arah lain saja," katanya.

Foto-foto hitam putih Marc Weinstein itu kini berbuah manis. 61 lembar foto tersebut dilelang dan berhasil terjual dengan harga 30.850 pounsterling.

Foto itu laku terjual dalam sebuah pelelangan yang digelar rumah lelang Omega Auctions.

Sebelum melelang foto karya Weinstein, Omega Auctions juga menjual 65 foto The Beatles yang belum pernah dipublikasikan karya Dr Robert "Bob" Beck.

Foto berwarna karya Beck tahun 1964 itu terjual seharga 27.140 poundsterling, juga melebihi estimasi Omega yang memperkirakan 10 - 15 ribu poundsterling.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement