Senin 28 Jan 2013 21:23 WIB

Ketika Waktu Tidur Jadi 'Mimpi Buruk' Si Kecil

Anak mencoba keluar kamar saat tidur. (ilustrasi)
Foto: EVERYDAY HEALTH
Anak mencoba keluar kamar saat tidur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Ritual menidurkan anak bisa sangat merepotkan. Sebagian besar orangtua mengalami galau di malam hari ketika hendak meletakkan anak di waktu malam. Aktivitas ini bisa membuat stres, menghabiskan waktu dan kadang menguras energi. Kecenderungannya orangtualah yang menyerah, bukan si anak.

Bila anda termasuk salah satu orangtua dengan keluhan tadi, anda mungkin bertanya-tanya apakah ini normal ataukah ada sesuatu yang salah dengan anak anda. Bila ada sesuatu yang salah, apakah itu serius?

Anak yang tidak bisa pergi ke tempat tidur dengan tenang biasanya mengalami gangguan salah satu dari dua hal ini: sindrom gangguan tidur atau masalah saat tidur. Mereka yang masuk opsi kedua sebenarnya memiliki masalah perilaku yang melibatkan tiga tahapan, perilaku saat hendak tidur, saat berada di tempat tidur, dan ketika hendak tertidur.

Garis bawah dari masalah tidur adalah anak tidak mau atau tidak tahu bagaimana bersikap tepat.

Sementara gangguan tidur, atau dikenal sebbagai parasomnias atau dysomnias, tentu saja situasi dimana anak berada di luar tiga bentuk perilaku di atas. Orangtua butuh bantuan pakar atau profesional untuk mengatasi gangguan tidur macam ini.

Jadi bagaimana membedakannya? Apakah anak anda termasuk yang sekedar mengalami masalah tidur atau gangguan tidur? Ini adalah perbedaan antara gangguan tidur dan masalah tidur seperti yang dilansir oleh Parenting.org

Gangguan Tidur

1. Ini adalah tanda-tanda dari gangguan tidur. jika anak anda mengalami gejalan seperti di bawah anda harus mengontak dokter tumbuh kembang untuk berkonsultasi.

2. Masalah dengan pernafasan, termasuk mengorok, bernafas dengan bersuara, bernafas dengan mulut atau bahkan tersedak.

3. Gerakan berlebihan saat tidur, terutama kaki atau bahkan seluruh tubuh

4. Keluar keringat berlebihan

5. Mengalami kebingungan atau mengekspresikan teror malam hari

6. Jalan waktu tidur

7. Terus mengompol meski usia di atas 5 tahun.

Masalah perilaku Tidur

Persoalan saat tidur bersifat perilaku dan penting untuk mengelola perilaku tidur anak ketika mereka masih muda.  Langkah pertama mengatasi masalah waktu tidur adalah membangun ritual pra-tidur.

Ritual macam ini mungkin normal untuk orangtuan dengan anak-anak balita atau bocah kecil. Namun penting untuk terus menjaga terhadap anak lebih besar.

Contoh, karena sebagian besar anak menghabiskan waktu tidur mereka sendiri, penting bagi orang-orang dekat mereka atau orang yang dicintai anak mengantarkan mereka ke tempat tidur. Ketika anak bertambah usia mungkin ritual itu diperpendek menjadi hanya pelukan dan cium, namun harus tetap ada. Kegiatan pengantar tidur ini memastikan ketenangan dan mempersiapkan si bocah untuk istirahat malam panjang.

Begitu anda menetapkan ritual pengantar tidur, ikuti beberapa langkah berikut untuk membuat si kecil anda pergi ke kamar dan tetap berada di tempat tidurnya.

Untuk anak usia prasekolah, beri perintah langsung seperti "Sudah waktunya tidur. Ayo ambil mainan dan buku favorit sekarang."

Bila anak mengabaikan, dan anda sudah memperingatkan, bawa dia ke tempat tidur tanpa perlu lagi mengambil mainan. Hari berikutnya minta mereka melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga sebagai konsekuensi di waktu-waktu yang tak nyaman, seperti menyapu saat film kartun dimulai di TV.

Untuk anak yang lebih muda, orangtua bisa membangun rutinitas positif  lewat serangkaian tugas pengantar tidur yang mesti diikuti anak. Instruksi terakhir misal, "Mari ucapkan selamat malam".

Kadang anak akan merengek, mencoba keluar kamar tidur, bahkan menangis dan memanggil-manggil. Bagi orangtua ini akan menyiksa, namun yang diinginkan si bocah adalah mengajak berkomunikasi sehingga mereka memiliki waktu lagi untuk mengulur waktu tidur.

Bila itu terjadi memang dibutuhkan ketegasan. Bawa kembali anak ke tempat tidur tanpa perlu mengeluarkan sepatah katapun. Tak perlu mengancam, jangan balas teriakan, cukup angkat anak ke tempat tidur, tutup pintu lagi tapi tetap lakukan dengan lembut. Bila anak mencoba berulang kali maka lakukan pula berulang kali. Memang bisa sangat melelahkan, namun orangtua dianjukan tak kalah dengan rengekan anak.

Lakukan itu berulang kali sehingga anak menyadari sia-sia saja untuk terus merengek karena orangtuanya tetap konsisten membawanya kembali ke tempat tidur. Ketegasan bisa mengantarkan anak untuk lebih mandiri, disiplin tanpa menghilangkan kasih sayang orangtua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement