Kamis 20 Dec 2012 15:37 WIB

Ibu dan Anak Wajib berinteraksi Lho..

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Citra Listya Rini
Ibu menyusui (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Ibu menyusui (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Interaksi antara ibu dan anak seharusnya berlangsung aktif, minimal dua sampai tiga jam per harinya. Demikian kata Dosen Politeknik Negeri Jakarta, Widjojo Hartono, dalam diskusi memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, di Jakarta, Kamis (20/12).

Karena kedekatan secara intensif, lanjutnya, sangat berperan bagi kesuksesan anak. "Problem keluarga modern saat ini adalah minimnya interaksi dengan si anak. Hal tersebut karena ibu lebih banyak meluangkan waktu bekerja di luar. Oleh karena itu, si ibu perlu membagi waktu antara aktivitasnya di luar dengan interaksi di rumah," kata Widjojo.

Keluarga dalam 24 jam harus dapat membagi waktu yang dibagi tiga, yakni delapan jam untuk bekerja, delapan jam untuk tidur dan delapan jam lagi untuk keluarga, petunjuk dari Widjojo. Jika pembagian waktu delapan jam tersebut sulit dijalankan oleh para ibu, maka mereka bisa meluangkan waktu dua sampai tiga jam atau sekitar sepuluh persen dari aktivitas di rumah.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan karena seorang ibu seharusnya bisa memberikan bekal yang terbaik dan dapat memberi teladan bagi anak, yaitu dengan cara komunikasi yang berlangsung aktif dan sebaiknya para ibu tidak mengganti bentuk kasih sayang dengan barang-barang mewah," ujar Widjojo.

Saat komunikasi berlangsung sebaiknya, kata Widjojo lagi, ibu perlu menyelipkan pesan-pesan untuk pendidikan moral anak agar terhindar dari pengaruh negatif, seperti tawuran dan pergaulan bebas.

Wakil Ketua Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan, Nur Amalia mengatakan pembagian peran tersebut sangat perlu antara ayah dengan ibu untuk mengawasi anak, terutama untuk ibu yang aktif bekerja.

"Pembagian peran untuk mengawasi anak janganlah 100 persen dilimpahkan pada ibu, perlu pembagian peran dengan suaminya," ujar Nur. Era modern saat ini lanjutnya, peran ibu berbeda dengan peran ibu dahulu. Dahulu ibu hanya berperan mengurus anak dan mengurus masalah dapur, tetapi sekarang harus berhadapan dengan tantangan ekonomi sehingga banyak perempuan berkarir untuk membantu ekonomi keluarga.

Selain tantangan ekonomi, tantangan lain yang dihadapi seorang ibu, yaitu mengawasi anak di tengah pengaruh teknologi yang kian canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlalu canggih, seperti internet yang memiliki peran negatif dan positif dapat mempengaruhi perilaku anak, seperti tawuran dan seks bebas. Jadi orangtua harus sadar dan dapat memberi masukan untuk anak, jelas Nur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement