Selasa 02 Oct 2012 20:29 WIB

Lima 'Tameng' Jauhkan Anak dari Bully

Praktik bullying oleh siswa di sekolah (ilustrasi)
Foto: BULLY.CA
Praktik bullying oleh siswa di sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tahukah anda hanya sedikit sekolah yang melaporkan kepada orangtua bahwa terjadi aksi bullying. Itu artinya ada masih ada kasus bullying yang tidak terungkap bahkan tidak diketahui oleh orang tua siswa yang di-bully.

Kabar baiknya, karena aksi ini mendapat kecaman secara nasional, menjadi pemberitaan media masa, sekolah dan komunitas pun mengambil sikap tegas antibullying.

Sebagai orang tua anda bisa menjalankan peran di rumah. Berikut lima tips sederhana namun cukup cerdas dari Kids Health untuk mencegah anak anda menjadi target empuk para siswa agresif dengan kecenderunggan membully, bahkan menghentikan aksi itu bila toh sudah terjadi.

Bicarakan dengan anak anda. Membahas masalah bullying dengan anak anda dan mengajak anggota keluarga lain untuk berbagi pengalaman sangat membantu. Percakapan ini juga membuat anak untuk mengetahui bagaimana dampak bullying sehingga mendorong keberanian mereka untuk melawan, paling tidak berpikir menghindari. Jangan segan pula ajak anak anda ketika awal masuk sekolah untuk bertemu guru dan staf dan berkonsultasi apa yang harus dilakukan si bocah bila menghadapi kasus bullying.

Hilangkan umpan yang memancing bully. Kadang properti anak bisa memancing siswa  berbuat kasar dan mem-bully teman atau adik kelasnya, seperti merampas ponsel semena-mena atau meminta uang dengan mengancam. Anda bisa membantu menetralkan situasi dengan meminta anak anda mengemas makan siangnya atau pergi ke sekolah tanpa piranti-piranti elektronik canggih.

Selalu bersama teman demi keamanan. Dua atau lebih teman berdiri di koridor sekolah cenderung tidak dipilih para bullier ketimbang anak yang sendirian. Ingatkan anak anda untuk menggunakan sistem berdekatan dengan teman di tempat-tempat yang biasa dijadikan sasaran para bully bila perlu saat ke toilet sekolah.

Tetap tenang dan jalan terus. Jika bullier menyerang, pertahan terbaik seorang anak mungkin adalah bersikap tetap tenang dan mengabaikan makian meski menyakitkan hati sekalipun. Ajarkan anak bersikap tetap tenang dan meminta mereka mengatakan 'berhenti' kepada si bullier  dan melenggang pergi. Para bullier cenderung antusias bila mampu melukai dan menyakiti orang lain. Anak yang tak mudah terpancing amarah memiliki peluang lebih baik untuk tetap di luar radar para tukang bully.

Jangan atasi masalah ini sendiri. Kadang berbicara dengan orangtua yang anaknya tukang bully bisa menjadi pemecahan. Tapi kadang juga tidak, apalagi bila sikap anak bermasalah tadi dipicu oleh orangtua yang bermasalah pula. Secara umum cara terbaik adalah menyelesaikan masalah dengan melibatkan sekolah, di mana guru, atau konselor bisa memediasi percakapan di antara siswa dan juga antara orang tua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement