REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Pemimpin sekaligus sutradara Teater Koma, N Riantiarno, dalam sepekan terakhir ini terbaring sakit. Dia kini dirawat di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat karena mengalami serangan stroke.
‘’Mas Nano di rawat semenjak malam takbiran dulu. Jadi sudah lebih dari seminggu di sini. Mulanya hanya mengeluh badannya lemes dan sering lupa. Setelah dicek ternyata ada semacam pendarahan di pembuluh kepala,’’ kata Ratna Riantirno, Senin malam (27/8).
Ratna mengaku sudah mulai curiga ada yang tak beres pada diri suaminya ketika banyak mengeluh sering lupa dan kadang tidak nyambung ketika diajak bicara. Keadaan ini makin terlihat ketika Riantiarno hendak mempresentasikan naskah teater terbarunya di hadapan para awak Teater Koma.
‘’Semua yang hadir dalam presentase naskah itu heran ketika melihat Mas Nano (panggilan akbran N Riantiarno) sering kebingungan ketika ditanya soal rangkaian ceritanya. Tak biasanya dia seperti itu, pertanyaan baru bisa dijawab beberapa saat kemudian. Padahal naskah ini adalah naskah yang dibuatnya sendiri, jadi tak masuk akal bila dia sering lupa apa isinya,’’ ujar Ratna.
Nano yang lahir di Cirebon adalah salah satu seniman dan tokoh teater terkemuka Indonesia. Dia menggeluti dunia seni peran ini semenjak muda, saat bergabung dengan Teater Populer pimpinan Teguh Karya pada akhir tahjun 1960-an. Selain bermain teater dia juga sempat bermain film. Selain itu dia juga menekuni penulisan skenario film dengan menggondol beberapa Piala Citra untuk penulisan naskah cerita film terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI). Pada beberapa kesempatan Nano juga sempat menjadi sutradara.
Khusus dalam dunia seni teater, peran dan pengaruh Nano dalam bidang seni pertunjukan ini sungguh luar biasa. Bersama dengan isterinya Ratna Riantiarno, dia mendirikan Teater Koma pada tahun 1977. Hingga kini ratusan pertunjukkan dengan naskah yang ditulis sendiri oleh Nano telah digelar di berbagai tempat baik di dalam dan di luar negeri. Hebatnya lagi, setiap kali Teater Koma menggelar pertunjukan, penonton selalu memadati pementasannya. ‘’Saya mohon doanya biar Mas Nano cepat sembuh,’’ harap Ratna.