REPUBLIKA.CO.ID, KANADA -- Siapa bilang makanan cepat saji atau junk food dan minuman bersoda banyak dinikmati kalangan berada. Faktanya, tak sedikit anak-anak dari keluarga miskin lebih sering mengonsumsi makanan 'sampah' tersebut.
Ya, fakta tersebut terbongkar dalam sebuat penelitian yang melibatkan 1.800 anak berusia empat hingga lima tahun. Hasilnya, lebih dari setengah (54,5 persen) anak dari keluarga kurang mampu lebih mungkin mengonsumsi makanan yang indentik dengan modernisasi tersebut.
Anak-anak yang terlahir dari keluarga ekonomi sulit tersebut diketahui jarang minum susu dan lebih sering menenggak jus instan. Meski baik, tapi zat pengawet yang terkandung dalam jus instan berbahaya bagi perkembangan mereka. Apalagi jus instan biasaya memiliki asupan gula tinggi yang menjadi penyebab awal obesitas alias kegemukan.
Pergeseran tak hanya terjadi dalam pola makan, tapi juga pola hidup. Anak-anak yang menjadi responden yang hidup di era digital sekarang tergerus kehidupan sosialnya. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di depan televisi atau bermain game komputer. Akibatnya aktivitas sosial mereka tergerus perlahan-lahan. Fenomena ini bakal melahirkan manusia-manusia individualistik di masa depan.
"Sebagian besar anak dalam penelitian ini biasa mengonsumsi minuman soda. Sungguh, itu sangat memprihatinkan," kata Profesor Kate Storey dari Universitas Alberta, Kanada, seperti disitas Daily Mail, Jumat (24/8).
Penelitian itu juga mengungkap, masih banyak keluarga yang hidup di rumah tinggal yang jauh dari kata laik. Kondisi ini memperbesar peluang mereka mengonsumsi makanan tak sehat dan pola hidup amburadul.