REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadang kala orang tua kewalahan dengan emosi anak yang meledak-ledak, padahal ada cara jitu untuk mengatur dan melatih emosi anak agar tidak meluap secara berlebihan. Psikolog anak Dra Ratih Andjayani Ibrahim, MM mengatakan, kunci utama dalam melatih dan mengatur emosi anak berasal dari orang tua.
"Pada usia emas 1 hingga 5 tahun, anak seperti spons yang menyerap apapun yang terjadi di sekitarnya. Contoh utama adalah orang-orang terdekat yang ada di sekitarnya," ujar Ratih pada sebuah acara peluncuran program pendidikan dan kesehatan di Jakarta, Selasa (5/6).
Ditambahkannya, orang-orang terdekat itu biasanya adalah orang tua dan pengasuh. Pada usia emas, orang tua menjadi panutan anak yang akan ditiru hingga dewasa. "Oleh sebab itu, bila orang tua mampu mengelola emosinya di hadapan anak, karena anak akan mencontoh perilaku orang tuanya," sebut Ratih.
Ratih memberi contoh, bila ibu atau ayah sudah jengkel tak tertahan dengan anak, jangan dimarahi habis-habisan. Namun sebaiknya ambil jeda, tunggu hingga emosi mereda sehingga dapat berpikir dengan lebih jernih.
"Kalau emosi sudah tertata maka jelaskan pada anak tentang perilaku-perilaku mereka yang harus dikoreksi dan membuat anda marah," imbuh Ratih.
Ratih juga mengimbau, sebagai perpanjangan tangan orang tua di rumah, pengasuh juga harus mampu menjaga emosinya, sehingga pola didik yang diterapkan orang tua tidak terdistraksi. "Makanya, pilihlah pengasuh yang betul-betul bisa menjadi 'support system' anda," kata Ratih mengakhiri.