Selasa 08 May 2012 01:25 WIB

Yuuk Melancong ke Kota The Beatles

Rumah di mana mantan penabuh drum The Beatles, Ringo Starr menjalani masa kecilnya di Liverpool
Foto: CBC NEWS
Rumah di mana mantan penabuh drum The Beatles, Ringo Starr menjalani masa kecilnya di Liverpool

REPUBLIKA.CO.ID,Kalau Anda sering mendengarkan The Beatles, atau merupakan fans berat Steven Gerrard si kapten tim sepak bola, Liverpool pasti tak asing lagi. Kota Liverpool terletak di area Merseyside. Dulunya, Liverpool adalah kota pelabuhan dengan banyak kapal asing dari negara Eropa lainnya yang merapat di pelabuhan utamanya, yaitu Albert Dock.

Konon, sebagian besar awak kapal Titanic berasal dari Liverpool. Orang Liverpool kerap mendapat julukan ‘scouser’ karena faktor aksen Inggris mereka yang sangat kental. Selain pelabuhan dan penduduknya, Liverpool juga terkenal dengan klub sepak bolanya, yakni Liverpool FC dan Everton FC.

Liverpool memang menarik. Kota merupakan salah satu dari tiga kota tujuan liburan favorit di Inggris. Kota Bath, Oxford, Manchester, dan York berturut-turut menduduki peringkat favorit di bawah Liverpool. Majalah wisata Conde nest Traveller memberinya predikat itu hingga dua kali. Liverpool juga pernah menjadi pusat kota kebudayaan pada 2008.

Saya berangkat ke Liverpool dari Leeds. Setelah menempuh perjalanan selama hampir dua jam, saya pun tiba. Petualangan saya di Liverpool bermula dari gedung tepat di depan kereta saya berhenti di Liverpool Lime Street Station.

Wisata Sejarah

Gedung St George’s Hall terletak di seberang Liverpool Lime Street Station. Berdesain arsitektur neo klasik dan pilar-pilar besar bergaya corinthian, tempat ini menjadi pusat sejarah Kota Liverpool. Tempat ini sering digunakan pula sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara.

Tepat di depan St George’s Hall, terdapat sebuah bangunan klasik yang bernama Empire Theatre. Teater ini sudah berdiri sejak tahun 1925. Ia merupakan bangunan kedua yang berdiri di lokasi tersebut pada masa itu. Berbagai pertunjukan kerap digelar di sini, mulai dari konser musik atau opera.

Melangkah keluar dari Empire Theather, ditemukan Walker Art Gallery di sebelah kanan. Di sini pengunjung bisa melihat koleksi seni kelas dunia, seperti lukisan dan patung.

Eranya mulai dari zaman medieval, renaissance, serta lukisan goresan Rembrandt, Rubens, Millais, Rossetti, Turner, Holman Hunt, juga koleksi kontemporer lainnya. Yang paling menyenangkan, tidak ada biaya yang perlu dikeluarkan untuk memasuki galeri seni ini. Pengunjung gratis masuk ke dalamnya.

Tak jauh dari galeri seni, terdapat World Museum Liverpool. Museum ini merupakan pilihan yang tepat bagi pelancong yang pergi dengan keluarga dan anak-anak. Bangunan lima lantai ini menyimpan beragam koleksi yang membuat anak bisa mengenal sejarah dunia. Pelajaran menarik tentang kehidupan manusia, fosil dan binatang, tanaman, beba tuan, akuarium, astronomi, serta planetarium terangkum di museum ini. Sama halnya dengan Walker Art Gallery, museum ini menggratiskan biaya masuk.

Pusat Kota

Setelah mengunjungi galeri dan museum tersebut, saya berjalan kaki menuju pusat Kota Liverpool. Berbeda dengan pusat Kota York yang mungil dan klasik, Liverpool lebih modern dan berukuran besar. Dari pusat kota, saya berjalan kaki lagi. Sekitar 20 menit kemudian saya sampai di Albert Dock.

Albert Dock dulunya merupakan pelabuhan utama kota ini. Salah satunya fungsinya menghubungkan Liverpool dengan beberapa kota, di antaranya Birmingham dan Leeds. Saat ini Albert Dock tidak hanya menjadi pelabuhan. Ia telah ditransformasi oleh pemerintah kota menjadi tempat rekreasi.

Deretan restoran dibangun. Galeri seni kemudian menyelingi jajaran restoran. Toko yang diperuntukkan bagi turis juga tersedia, dengan dagangan berbagai pernik khas Kota Liverpool. Beberapa museum yang patut dikunjungi juga berdiri di Albert Dock. Seperti Tate Museum Liverpool, The Beatles Museum, dan International Maritime & International Slavery Museum.

Selain museum, masih ada atraksi menarik, seperti Liverpool Eye, The Yellow Duckmarine Tour, serta The Beatles Magical Mystery Tour. Mumpung berada di areal Albert Dock, ada baiknya juga apabila berpose di depan The Pumphouse. Bangunan ini dulunya merupakan ruangan mesin uap di pelabuhan. Sekarang The Pumphouse telah direstorasi dan diubah fung sinya menjadi restoran keluarga.

Seputar The Beatles

Tujuan utama saya di Albert Dock adalah mengunjungi The Beatles Museum. Tiket masuk ke dalam museum ini harganya 11,95 poundsterling untuk satu orangnya (sekitar Rp 180 ribu, dengan nilai tukar rupiah ke poundsterling Rp 15 ribu).

Museum ini menjelaskan sejarah tentang The Beatles. Cerita tentang awal kariernya, tempat mereka menggelar pertunjukan untuk pertama kali, serta kisah dibalik lagu-lagunya lengkap tersaji di sini. Paparan informasi tentang masing-masing personel The Beatles tertuang komplet pula.

Setelah melihat-lihat museum, saya melanjutkan perjalanan ke Fab4store. Toko ini terletak tepat di belakang museum. Isinya, segala suvenir tentang The Beatles berupa kaus, gelas, tas, serta pernik lainnya.

Puas melihat barang-barang berbau The Beatles, saya berjalan ke arah pusat informasi turis. Di sana, saya menunggu bus yang akan membawa saya mengikuti The Beatles Magical Mystery Tour. Untuk naik ke atas bus dan ikut tur, biaya tiketnya 14,95 poundsterling per orangnya (sekitar Rp 225 ribu).

Sebaiknya memesan tiket dari awal kalau ingin ikut tur ini. Kapasitas tempat duduk yang terbatas menyebabkan orang antre ikut tur. Bus kemudian mengajak penumpangnya berkeliling Liverpool melihat tempat-tempat bersejarah yang pernah disinggahi John Lennon dan kawan-kawan bandnya.

Rumah masing-masing personel, Jalan Penny Lane yang terkenal dan masuk dalam lagu, serta Strawberry Fields yang menginspirasi The Beatles menulis lagu dengan judul yang sama. Pemandu tur menyuguhkan berbagai cerita seputar The Beatles. Simak baik-baik karena sang pemandu kadang menceritakan kisah-kisah yang tidak banyak terpapar publik.

Tur berlangsung selama dua jam dan berakhir di The Cavern Pub, sebuah klub kecil yang berlokasi di bawah tanah. Katanya tempat ini dulu menjadi lokasi The Beatles pertama kali naik panggung. Sampai sekarang The Cavern Pub masih sering digunakan oleh musisi Inggris atau musisi luar negeri sebagai tempat konser.

Di luar The Cavern Pub terdapat daftar nama musisi siapa saja yang pernah berkonser di sana. Kalau sedang beruntung mungkin saja bisa ditemukan Sir Elton John yang sedang bersantai sambil minum di The Cavern Pub. Tempat ini pasalnya kerap dijadikan ajang santai musisi setelah lelah bernyanyi.

Berakhirnya tur menandakan pula berakhirnya perjalanan. Saya harus bergegas meninggalkan Liverpool menuju stasiun. Dalam perjalanan menuju Liverpool Lime Street Station akan tampak sebuah menara tinggi. Itulah menara stasiun radio kebanggaan masyarakat Liverpool. Namanya Radio City 96,7. Menara ini sampai sekarang masih berfungsi. Jangan lupa untuk mengabadikan menara radio kebanggaan Kota Liverpool tersebut. Jangan lupa pula untuk berpose di tengah tengah air mancur di pusat kota. Saatnya berpisah dengan Liverpool. Saya pun mengucap selamat tinggal ke kota dengan warisan budaya yang sangat besar bagi Inggris Raya.

Naik Apa Habis Berapa

Saya bertolak ke Liverpool dari Leeds. Jarak tempuh naik kereta api dari Leeds ke Liverpool menghabiskan waktu 90 menit sampai dua jam. Harga tiket kereta api menuju Liverpool sebaiknya dibeli jauh hari demi mendapatkan harga yang terjangkau.

Kali ini saya mendapatkan tiket seharga 17,50 poundsterling pulang-pergi atau sekitar Rp 260 ribu. Harga ini tergolong murah karena saya telah memesan tiket dua pekan sebelum kepergian.

Kereta yang saya tumpangi berangkat pukul 08.00 waktu setempat dan tiba pukul 09.57 di Liverpool. Untuk sampai ke Inggris, sejumlah pener bangan membuka rute Jakarta-London dengan sekali atau dua transit. Maskapai Malaysian Airlines membuka harga mulai dari 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 15 juta untuk terbang ke London pada Juni. Maskapai Emirates juga mematok harga yang tidak jauh berbeda.

Dari London ke Leeds, perjalanan bisa dilakukan dengan kereta yang berjarak dua sete ngah jam atau dengan bus selama empat sete ngah jam. Tiket kereta dari London ke Leeds dimulai dari 25 poundsterling pulang-pergi, sedangkan tiket bus pulang-pergi sebesar 27 poundsterling. Membeli tiket onlinedisarankan karena harganya bisa jauh lebih murah.

Perjalanan dari London ke Liverpool juga bisa langsung dilakukan. Kereta menuju Liverpool Lime Street Station berangkat setiap jam. Lama perjalanan dua jam 20 menit, biayanya pulang pergi umumnya di bawah 25 poundsterling.

Bus dari London Victoria Coach Station menuju Liverpool Coach Station juga mudah ditemukan. Perjalanannya selama lima setengah jam. Beberapa bus berhenti di Birmingham atau Bandara Manchester terlebih dahulu. Menambah satu jam waktu perjalanan. Tiketnya sekitar 29 poundsterling.

Visa

Turis asal Indonesia membutuhkan Visa untuk sampai ke Inggris. Biaya pembuatan Visa mencapai Rp 1 juta untuk satu orang.

Hotel

Ada banyak hotel berbintang yang bersih dan nyaman di Liverpool. Hotel berbintang empat seperti Radisson Blu Hotel yang terletak di pusat kota, menawarkan kamar mulai dari 112 poundsterling per malamnya. Hotel bintang empat Jurys Inn Liverpool juga mematok tarif yang tidak jauh berbeda dari Radisson. Pemesanan hotel lewat situs booking onlineumumnya akan memberikan potongan harga, terlebih bila pemesanan dilakukan jauh-jauh hari.

Perjalanan selama empat hari di Liverpool diperkirakan menghabiskan biaya mulai dari 1.900 dolar AS. Biaya tersebut meliputi tiket pesawat, penginapan di hotel bintang empat, pembuatan Visa, dan transportasi dari London ke Liverpool.

Regina Sari Agustinne

Traveler, Tinggal Di Jakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement