Rabu 28 Mar 2012 02:12 WIB

Imbauan untuk Pelajar, Polisi: Ayo, Bangkit Lawan Bullying

bullying - ilustrasi
bullying - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES---Kepolisian Los Angeles mendatangi sejumlah sekolah mendesak para siswa untuk bangkit dan berbicara melawan bullying atau intimidasi setelah pemutaran perdana film dokumenter yang memperlihatkan intimidasi di sejumlah sekolah Amerika Serikat.

Pihak Kepolisian Los Angeles atau LAPD melakukan sosialisasi tersebut ke dua majelis sekolah di sekolah setempat dalam upaya memberikan informasi kepada siswa tentang intimidasi dan bagaimana cara mengatasinya.

Berbagai topik yang dibahas di antaranya taktik mengatasi intimidasi di sekolah, gereja dan tempat generasi muda mengalami hal tersebut, serta intimidasi melalui cyber yang terjadi melalui telepon seluler dan situs sosial media.

Majelis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran atas masalah yang serius tersebut dan menceritakan kepada guru, orang tua dan murid dan bagaiamana menghadapi intimidasi, ujar Letnan Elaine Morales dari LAPD kepada Xinhua.

Intimidasi adalah masalah yang dihadapi di seluruh sekolah, ujar Morales, sembari menambahkan perhatian terhadap masalah tersebut meningkat setelah pemutaran fim dokumenter "Bully".

Film tersebut disutradarai oleh sutradara peraih penghargaan Sundance dan Emmy, Lee Hirsch. Film tersebut memberikan pandangan secara dekat dan menyakitkan tentang efek intimidasi sepanjang hidup mereka yang ditindas dan penanganannya di sekolah.

Hal tersebut menyusul kejadian yang menimpa lima siswa dan keluarga mereka sepanjang tahun ajaran 2009 hingga 2010. Dalam dua kasus, sebanyak dua siswa remaja bunuh diri karena intimidasi.

"Menjauh dari kesunyian, malu dan sikap dari anak kecil hanya kecil. Saya berharap agar film ini tidak hanya menjangkau korban intimidasi, namun yang lebih penting mereka masih membutuhkan dorongan empati," tulis Hirsc dalam situs film tersebut.

"Para penonton akan mendapatkan kesan bagaimana mereka dapat melangkah dari situasi intimidasi dan membuat dampak positif," ujar sutradara itu.

Berdasarkan Lembaga Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Amerika menyebutkan setiap hari diperkiran 160.000 siswa di AS menolak pergi ke sekolah dengan alasan takut adanya agresi fisik dan verbal dari rekan mereka. Banyak diantaranya hadir di sekolah dengan kecemasan yang kronis dan depresi.

Dampak penindasan tersebut sering berlanjut bertahun-tahun hingga masa-masa dewasa, kata lembaga itu.

Intimidasi melalui dunia maya menjadi ancaman baru du sekolah, karena sebagian besar siswa memiliki telepon canggih dan komputer.

Menurut yayasan i-SAFE, separuh dari remaja di AS mengalami penindasan dalam jaringan dan dengan jumlah yang sama juga terlibat dalam penindasan tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement