REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Maskapai penerbangan Garuda Indonesia tak menerbangi rute Surabaya-Bali selama Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1934 menyusul penghormatannya terhadap sejumlah masyarakat Hindu yang merayakan momentum tersebut.
"Kalau Nyepi memang sudah jadi ritual tahunan sehingga kami tidak mengoperasionalkan pesawat ke Bali," kata "General Manager" Garuda Indonesia Area Indonesia Timur, Ismu Gito Waluyo, di Surabaya, Kamis (22/3).
Menurut dia, rute penerbangan Surabaya-Bali dan sejumlah destinasi lain yang menuju Bali tidak dioperasionalkan sesuai pemberlakuan ibadah Nyepi di Pulau Dewata. "Untuk perayaan Nyepi pada tahun ini, jadwal ibadah mereka mulai Jumat pagi hingga Sabtu jam enam pagi. Setelah itu, penerbangan normal seperti sedia kala," ujarnya.
Mengenai frekuensi penerbangan di rute Surabaya-Bali, jelas dia, selama ini dilakukan sebanyak empat kali sehari. Lalu, tingkat isian kursi penumpang di rute penerbangan itu rata-rata sekitar 75 persen. "Di rute Surabaya-Bali, kami menggunakan armada Boeing 737-800 dengan kapasitas 150 kursi kelas ekonomi dan 12 kursi kelas bisnis," katanya.
Terkait pangsa pasar ke Bali, tambah dia, baik dari Surabaya, Jakarta, Mataram, Makassar, Kupang, dan Yogyakarta sekitar 35-40 persen. "Walau demikian, hari ini ada juga orang yang tetap terbang ke Bali dikarenakan mereka ingin menyepi," katanya.
Sebaliknya, kata dia, justru trafik penerbangan ke luar Bali pada hari ini terlihat padat. Pada umumnya, "outbond" penumpang dari Bali adalah warga nonBali atau mereka yang bukan umat Hindu.
"Sementara itu, secara keseluruhan 'load factor' di seluruh rute penerbangan di Indonesia Timur selama Januari sampai sekarang rata-rata mencapai 72-77 persen," katanya.
Rata-rata "load factor" tersebut, lanjut dia, dikarenakan selama bulan Februari dan Maret termasuk kategori musim sepi penumpang "low season". Tapi, dibandingkan kinerja tahun lalu grafik pencapaian "load factor" tahun ini menunjukkan peningkatan.