Sabtu 25 Sep 2010 19:53 WIB

Wow...Manusia Primitif Ternyata Lebih Becus Mendidik Anak

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Manusia primitif, ilustrasi
Manusia primitif, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Masyarakat modern mungkin menilai manusia zaman primitif identik dengan pemikiran kuno. Tapi tahukah anda bila manusia zaman primitif jempolan untuk urusan mendidik anak. Pasalnya, hasil didikan orang tua zaman batu melahirkan generasi yang mahir dalam memburu dan mengumpulkan makanan. Kalangan peneliti berkeyakinan orang tua zaman primitif sukses besar menciptakan generasi fungsional.

Psikolog, Darcia Narvaez menuturkan cara mendidik orang tua zaman primitif cenderung memiliki gagasan yang lebih baik ketimbang orang tua di abad 21. Menurut Narvaez model cara mendidik orang tua zaman modern terlalu protektif hingga mereka tidak rela anak mereka menangis, lebih banyak menghabiskan banyak waktu di dalam rumah dan ASI bertahun-tahun.

"Riset yang kami lakukan menunjukan bentukan akar fungsi moral anak-anak berawal di masa kanak-kanak. Sayangnya, membesarkan anak-anak di masa kini semakin merampas mereka dari praktek yang mengarah pada kesejahteraan dan rasa moral," paparnya seperti dikutip dari dailymail. Narvaez yang memimpin tiga riset ini awalnya mengamati cara pendidikan orang tua pada anak-anak mereka yang berusia tiga tahun dan membandingkan cara mendidik orang tua zaman primitif.

Hasilnya mereka menemukan fakta yang menunjukan orang tua zaman primitif begitu bergantung pada komunitas untuk merawat mereka. Itu disebabkan, orang-orang diluar keluarga inti merawat anak-anak mereka layaknya anak sendiri. Mereka juga begitu responsif terhadap bayi yang rewel dan memberikan kehangatan. "Hal seperti itu yang membuat kondisi bayi begitu tenang saat pembentukan kepribadian dan kesiapan menghadapi dunia luar," ujarnya.

Dia juga mengatakan, orang tua zaman primitif cenderung menghabiskan banyak waktu untuk mendidik dan mengamati perkembangan si bayi. Anak-anak, lanjutnya, juga diberikan kesempatan luas untuk mengenal lingkungan merrka. Studi sebelumnya turut mendukung kesimpulan Narvaez. Pasalnya, anak-anak yang tidak menghabiskan cukup waktu bermain lebih mungkin mengembangkan potensi hiperaktif dan masalah kesehatan mental.

sumber : dailymail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement