REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar psikologi Universitas Indonesia, Prof Rose Mini Agoes Salim, mendukung rencana kebijakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang akan melakukan pembatasan akses media sosial terhadap anak di bawah usia 16 tahun. Menurutnya, pembatasan media sosial dapat berdampak positif pada psikologis dan perkembangan buah hati.
"Untuk kebijakannya dari Komdigi itu tentu akan berpengaruh pada psikologis anak. Tapi dampaknya lebih ke sisi positif, jadi saya kira baik untuk anak," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (15/12/2025).
Dia menilai, fitur-fitur media sosial kerap membuat anak betah menghabiskan banyak waktu di depan layar. Oleh karena itu, adanya pengawasan dari pemerintah akan jauh lebih baik dibandingkan tidak adanya kontrol sama sekali.
"Karena apa yang terjadi sekarang, ada banyak sekali anak yang menggunakan fitur-fitur tertentu tetapi tidak terkontrol. Dengan adanya kontroling dari pemerintah, ini akan jauh lebih baik daripada tidak ada kontrol sama sekali," kata Prof Rose.
Bagi sebagian anak yang sudah mengenal media sosial, pembatasan ini mungkin akan membuat mereka merasa frustrasi. Sebagai bentuk pencegahan, dia menyarankan orang tua untuk mulai membuka dialog dan memberi pemahaman kepada anak mengenai kebijakan ini.
"Perilaku manusia itu kan dibentuk dari pembiasaan, ada proses pembentukan perilaku. Memang mengubah perilaku anak tidak semudah membalikan telapak tangan. Tapi jika dari sekarang dibiasakan tidak menggunakan gadget, mereka nanti juga akan terbiasa," kata dia.