Selasa 09 Dec 2025 16:36 WIB

Setop Overthinking! Ternyata 85 Persen Kekhawatiran Gen Z Enggak Pernah Terjadi

Ketika muncul pikiran yang berlarut-larut, cobalah untuk mengurai pikiran tersebut.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Gen Zmengalami overthinking (ilustrasi). Overthinking biasanya muncul karena generasi Z khawatir akan masa depan, kondisi finansial, dan masalah lainnya.
Foto: Dok. Freepik
Gen Zmengalami overthinking (ilustrasi). Overthinking biasanya muncul karena generasi Z khawatir akan masa depan, kondisi finansial, dan masalah lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Z kerap dihadapkan pada overthinking yaitu kecenderungan memikirkan sesuatu secara berlebihan termasuk hal yang belum terjadi. Overthinking biasanya muncul karena generasi Z khawatir akan masa depan, kondisi finansial, dan masalah lainnya.

Lantas bagaimana cara mengatasi overthinking? Founder Health Collaborative Center (HCC) dr Ray Wagiu Basrowi mengatakan overthinking atau kekhawatiran berlebihan sebenarnya sebagian besar tejadi hanya di dalam pikiran. Berdasarkan riset, sekitar 85 persen kekhawatiran yang muncul tidak akan pernah terjadi.

Baca Juga

"Ingat 85 persen overthinking itu tidak akan terjadi dalam dimensi waktu enam bulan ke depan, jadi jangan terlalu banyak overthinking," kata Ray saat diwawancara Republika.co.id di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (8/12/2025).

Menurut dr Ray, langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi overthinking adalah menanamkan self-conviction atau kesadaran diri. Ketika muncul pikiran yang berlarut-larut, cobalah untuk mengurai pikiran tersebut. "Kalau ada satu hal yang lagi dipikirin, coba urai dulu, tulis, dan buat pro dan kontranya untuk tahu apakah itu pantas untuk dipikirkan lebih jauh," kata dia.

Selain itu, dr Ray juga menyarankan agar generasi Z mengalihkan fokus dari hal-hal yang memicu overthinking. Misalnya, jika memiliki kekhawatiran terkait masalah finansial, cobalah untuk mengalihkan fokus pada aktivitas atau isu lain.

"Untuk ganti fokus gampang aja, misal dengan nelepon orang tua atau sepupu atau teman dekat, terus ngobrol. Dengan begitu overthinking itu akan cepat teraleniasi," kata dr Ray.

Lebih lanjut, dr Ray memberikan pesan khusus bagi generasi Z yang sedang mengalami overthinking atau merasa terpuruk secara mental. Menurut dia, salah satu cara sederhana namun efektif untuk menghadapi perasaan gundah adalah belajar bersyukur atas hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari.

"Syukuri ketika ada guru yang masih ngomel, ketika kita masih punya orang tua yang nanya kabar dan masih rewelin kita, syukuri ketika masih ada teman yang bahkan ngajak berantem atau gibahin kita, karena itu berarti masih ada orang yang memperhatikan kita. Semua ini adalah tanda bahwa kita masih memiliki koneksi emosional," kata dr Ray.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement