Senin 24 Nov 2025 10:24 WIB

Museum Nasional Korea Buka Galeri Pertamanya yang Didedikasikan untuk Seni Islam

Pameran mengeksplorasi lebih dari satu milenium seni Islam mulai dari abad ke-7.

Museum Nasional Korea menggelar pameran bersama dengan Museum Seni Islam di Doha, Qatar, bertajuk Islamic Art: A Journey of Splendor.
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Museum Nasional Korea menggelar pameran bersama dengan Museum Seni Islam di Doha, Qatar, bertajuk Islamic Art: A Journey of Splendor.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Museum Nasional Korea akan membuka galeri pertamanya yang didedikasikan untuk seni Islam. Galeri Seni Islam, yang terletak di lantai tiga Gedung Pameran Permanen museum, akan dibuka untuk publik pekan ini.

Untuk memperingati pembukaan ini, museum menggelar pameran bersama dengan Museum Seni Islam di Doha, Qatar, bertajuk “Islamic Art: A Journey of Splendor”. Pameran ini berlangsung selama 11 bulan dan menampilkan 83 artefak pinjaman dari Doha.

Baca Juga

Dikutip dari Yonhap, Senin (24/11/2025), sejak meluncurkan Galeri Seni Dunia untuk menampilkan beragam warisan budaya, Museum Nasional Korea telah mengadakan serangkaian pameran dari museum-museum besar di seluruh dunia. Ini adalah pertama kalinya museum menampilkan budaya Islam dalam ruang pameran permanen.

“Karena sulit bagi kami untuk membangun koleksi global karya-karya besar, kami mencari cara untuk memperkenalkan seni Islam kepada pengunjung lokal dan internasional melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga terkemuka,” kata Direktur Museum, You Hong-june.

You menggambarkan budaya Islam sebagai “dunia dengan seni yang fantastis,” mencatat bahwa pola geometris dan kaligrafinya yang kompleks mencerminkan kepekaan yang canggih dan modern.

Direktur Museum Doha, Shaika Nasser Al-Nassr, mengatakan bahwa Korea dan Qatar, meski terpisah secara geografis, telah lama terhubung melalui jalur perdagangan historis yang membentang dari Mediterania hingga Pasifik. Ia berharap pameran ini dapat memperdalam hubungan budaya antara kedua negara sekaligus menyoroti warisan global seni Islam.

Pameran ini mengeksplorasi lebih dari satu milenium seni Islam dari abad ke-7 hingga ke-19, dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu seni religius, pertukaran budaya dan ekspansi, serta seni istana Islam dan manuskrip.

Bagian pertama berfokus pada seni religius, yang dianggap sebagai inti tradisi seni Islam, dan menampilkan manuskrip Alquran mulai dari salinan awal berbahan perkamen hingga teks berskala besar dari Kekaisaran Timurid. Ruang pameran dirancang secara arsitektural dengan atap berkubah dan tata ruang oktagonal agar pengunjung merasakan seolah-olah memasuki masjid. Pengunjung dapat melihat panel batu mihrab, lampu masjid, dan sajadah yang dihiasi pola arabesque dan geometris, serta kaligrafi. Juga dipamerkan elemen arsitektur seperti pintu kayu dan ubin dekoratif.

Bagian kedua menelusuri perkembangan budaya Islam dari Jazirah Arab menjadi bentuk seni lintas wilayah yang dinamis, menampilkan artefak seperti astrolab (instrumen observasi astronomi), serta berbagai kerajinan kaca, keramik, dan logam yang mencerminkan asimilasi beragam tradisi seni. Bagian terakhir mengeksplorasi kegiatan seni dan keilmuan yang berkembang di istana-istana kekaisaran Islam. Sorotan utamanya mencakup karpet, tekstil, perhiasan, dan manuskrip yang dibuat di bawah patronase kerajaan bukan hanya sebagai catatan pengetahuan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang menyatukan agama, sastra, sejarah, dan sains.

Fitur utama galeri ini adalah rekreasi media art dari “Reception Room of a Nobleman in Damascus” sebuah ruang ikonik dari Museum Seni Islam Doha yang menampilkan suasana era keemasan budaya Islam secara realistis. Pameran bersama ini dijadwalkan berlangsung hingga 11 Oktober 2026.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement